Ahad 16 Sep 2018 08:02 WIB

Wanita Muslim Ungkap Kisahnya di Balik Kontes Miss England

Keikutsertaan Muslim di Miss England dipandang positif sebagai bentuk keberagaman.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Seorang mahasiswi Muslim, Sara Iftekhar menjadi perempuan berjilbab pertama yang masuk dalam final kompetisi Miss England.
Foto: Instagram/Miss England
Seorang mahasiswi Muslim, Sara Iftekhar menjadi perempuan berjilbab pertama yang masuk dalam final kompetisi Miss England.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sara Iftekhar tidak bisa menang ketika dia ikut serta dalam kontes kecantikan Miss England minggu lalu. Namun bukan berarti mahasiswa hukum berusia 20 tahun itu tidak layak mendapatkan gelar.

Sebagai finalis Miss England pertama yang mengenakan hijab, Sara sangat sadar bahwa ketika berurusan dengan opini publik, dia selalu akan kalah. "Mengikuti kompetisi ini dan menjadi (keturunan) Pakistan, bagaimanapun juga saya akan tetap mendapatkan serangan balik," katanya dilansir di Daily Mail, Ahad (16/9).

"Jika saya mengenakan gaun hitam kecil dan tidak mengenakan hijab, orang-orang akan berkata: 'Mengapa Anda tidak menutupi diri Anda? Ini bertentangan dengan agama Anda!' Tetapi ketika saya mengenakan hijab, orang-orang akan mengatakan: 'Mengapa Anda menutupi diri sendiri? Ini adalah kontes kecantikan.' Saya tidak bisa menyenangkan semua orang. Saya orang yang cukup tangguh, tetapi beberapa komentar yang saya terima di internet sangat mengerikan," jelasnya.

Menurut Sara, orang-orang mengatakan bahwa ia 'dipaksa' memakai hijab oleh orang tuanya. Namun ia menegaskan bahwa ia bukan tipe orang yang bisa disuruh melakukan apa saja.

“Ini adalah pilihan saya untuk memakainya dan saya tidak melakukannya untuk menunjukkan apa pun. Saya hanya gadis biasa dari keluarga biasa yang ingin ambil bagian dalam kontes kecantikan untuk sedikit bersenang-senang. Saya tidak tahu saya akan membuat sejarah."

Namun itulah yang dia lakukan. Setelah mencapai 50 besar dalam kompetisi Miss England ke-68, dari 22 ribu kandidat, Sara, dari Huddersfield, West Yorkshire, meluncur di panggung dalam gaun panjang dan hijab. Meskipun tidak berpartisipasi dalam acara opsional yaitu kontes bikini atau kontes rambut yang indah (dia bukan satu-satunya kontestan yang tidak mengikuti keduanya) dia mengikuti yang lainnya.

Bergerak seiring perkembangan zaman, kompetisi ini telah berubah selama bertahun-tahun. Pesaing saat ini mengambil bagian dalam olahraga, pengetahuan umum dan kompetisi bakat.

Sara mengumpulkan uang untuk amal, dan masih memiliki bekas luka bakar dari lem yang dipanaskan setelah dia membuat 'baju ramah lingkungan' sendiri dari limbah seperti sedotan plastik dan dompet dari kotak KFC, untuk acara lingkungan, yang menyoroti polusi sampah. Meskipun begitu, dia akhirnya kalah dengan Miss Newcastle, Alisha Cowie.

Sebagian besar penonton memuji Sara dan penyelenggara Miss England karena menambahkan keragaman yang sangat dibutuhkan pada proses yang masih agak kuno. Namun yang lain berpendapat bahwa dia tidak boleh ambil bagian dalam kontes kecantikan tradisional Inggris jika dia tidak siap untuk 'memamerkan' atribut fisiknya.

Penggunaan hijab tetap menjadi topik hangat di Inggris, yang menjadi semakin panas karena ucapan mantan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson. Baru-baru ini, dia mengatakan wanita yang mengenakan cadar terlihat seperti kotak surat atau perampok bank, menyebabkan kegemparan.

"Yang akan saya katakan adalah bahwa setiap wanita berhak untuk memilih apa yang dia kenakan," kata Sara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement