Selasa 18 Sep 2018 13:20 WIB

DMO Batu Bara Dicabut, Mendag Yakin Target Ekspor Tercapai

Selain batu bara, peningkatan ekspor juga ditargetkan dari CPO dan manufaktur

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita.
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita optimistis realisasi ekspor hingga akhir tahun bisa mencapai target yang dipatok dalam APBN 2018. Dalam APBN 2018, Kemendag menargetkan ekspor bisa meningkat hingga 11 persen dibandingkan tahun lalu.

"Insyaallah bisa capai target ya. Sampai Agustus kan realisasinya saja sudah 10 persen," ujar Enggar di Kantor Kemenko Maritim, Selasa (18/9).

Enggar melihat sektor potensial yang bisa menggenjot ekspor adalah sumber daya alam, seperti batu bara. "Perdagangan batu bara kami longgarkan, DMO juga kami cabut kan," ujarnya.

Hingga akhir tahun, kata Enggar, sektor pertambangan batu bara, otomotif, manufaktur hingga CPO menjadi sektor-sektor yang akan ditingkatkan kegiatan ekspornya. Enggar melihat, dengan penguatan sektor-sektor tersebut harapannya bisa memperbaiki neraca perdagangan.

"Semua sektor lah kita genjot, tapi seperti tekstil, CPO, manufaktur, otomotif, batubara itu bisa meningkatkan ekspor kita," ujar Enggar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 1,02 miliar dolar AS pada Agustus 2018. Neraca dagang kembali mencatat defisit meski lebih kecil dibandingkan defisit pada Juli 2018 yang sebesar 2,03 miliar dolar AS.

Dengan hal itu, defitsit neraca dagang Indonesia secara kumulatif dari Januari hingga Agustus 2018 semakin melebar menjadi 4,09 miliar dolar AS. "Defisit neraca perdagangan pada Agustus 2018 sudah lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya namun secara kumulatif masih terjadi defisit sebesar 4,09 miliar dolar AS," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (17/9).

Kinerja ekspor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai 15,82 miliar dolar AS atau menurun 2,9 persen dibandingkan ekspor pada Juli 2018 (month to month/mtm). Sementara, jika dibandingkan dengan Agustus 2017 meningkat 4,15 persen (year on year/yoy).

Secara kumulatif dari Januari hingga Agustus 2018, ekspor Indonesia mencapai 120,1 miliar dolar AS atau meningkat 10,39 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara, nilai impor Indonesia pada Agustus 2018 mencapai 16,84 miliar dolar AS atau turun 7,97 persen (mtm). Sementara, dari tahun ke tahun masih terjadi peningkatan sebesar 24,65 persen (yoy).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement