Jumat 05 Jan 2024 22:30 WIB

Ekonom: Hilirisasi Mulai Berdampak Positif pada Neraca Perdagangan Indonesia

Neraca perdagangan Indonesia surplus selama 43 bulan.

Red: Nora Azizah
Kebijakan hilirisasi mulai memberikan manfaat positif terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Kebijakan hilirisasi mulai memberikan manfaat positif terhadap neraca perdagangan Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, menilai bahwa kebijakan hilirisasi mulai memberikan manfaat positif terhadap neraca perdagangan Indonesia. Dia pun menyoroti perubahan struktur ekspor Indonesia, yang semula fokus pada ekspor komoditas beralih menjadi ekspor manufaktur. 

Pernyataan di atas merupakan tanggapan Faisal terhadap neraca perdagangan Indonesia yang surplus selama 43 bulan berturut-turut. Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus perdagangan pada November 2023 mencapai 2,41 miliar dolar AS. Sementara, surplus akumulatif periode Januari-November 2023 mencapai 33,63 miliar dolar AS.

Baca Juga

“Struktur ekspor Indonesia berubah sejak ada hilirisasi, sehingga ekspor produk olahan nikel meningkatkan jenis ekspor untuk logam dasar. Itu masuk kategori manufaktur yang memberikan nilai tambah dibanding ekspor barang mentah,” kata Faisal kepada Media Center Indonesia Maju, dikutip Jumat (5/1/2024).

“Betul bahwa ekspor kita mulai merasakan manfaat dari hilirisasi. Walaupun memang tingkat pengolahannya masih tahap awal dan bisa disempurnakan lagi potensinya. Itu lebih baik daripada ekspor barang mentah. Kalau kita puas dan setop di sini, justru negara lain yang akan mendapatkan nilai tambah yang lebih besar. Artinya, hilirisasi ini harus terus diolah,” tambah dia.