REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kebakaran hutan sempat terjadi di Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat Rabu (19/9) malam. Meski sempat padam, kebakaran itu kembali terjadi Kamis (20/9) siang.
Kepala Seksi Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Garut, Purwantono mengatakan, kebakaran terjadi di Blok Seureuh Jawa, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. “Kebakaran pada Rabu malam telah berhasil dipadamkan. Namun Kamis siang kami mendapat laporan bahwa kebakaran kembali terjadi di kawasan yang sama,” kata Purwantono, Kamis (20/9).
Pada Kamis sore, lanjutnya, tim pemadam masih berada di titik api. Meski api sudah dapat dijinakan, namun tim pemadam masih melakukan pemadaman pada sisa-sisa bara api untuk memastikan bahwa kebakaran tidak lagi terjadi.
Menurutnya, terdapat belasan tim pemadam dari BKSDA. Selain itu, tim juga dibantu oleh masyarakat sekitar dan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Sampai saat ini kami belum dapat memastikan berapa total luas lahan yang terbakar. Saat ini tim tengah fokus untuk melakukan pemadaman. Setelah itu, barulah kemudian tim melakukan pemetaan total luas lahan yang terbakar,” ujar dia.
Terkait penyebab kebakaran, ia meyakini bahwa api berasal dari ulah manusia, terlebih, lokasi itu merupakan lokasi open acces sehingga masyarakat dapat dengan mudah memasuki kawasan tersebut. Namun, karena tim belum ada yang memergoki secara langsung, maka ia belum dapat memastikan bagaimana api dapat muncul serta apakah oknum tersebut membakar secara sengaja atau tidak.
Ia pun berharap, semoga di kawasan Gunung Guntur yang sebagian besar ditumbuhi alang-alang dan pohon pinus itu dapat segera turun hujan. Mengingat, hingga saat ini, meski hujan sudah mulai menyiram sebagian wilayah di Garut dan Tasik, namun kawasan Gunung Guntur sama sekali belum turun hujan. “Di sini hanya mendung saja. Belum hujan,” ucapnya.
Salah satu warga Kecamatan Tarogong Kaler, Rosidin mengatakan, kobaran api di kawasan hutan Gunung Guntur itu sudah diketahui warga pada Kamis dini hari. Namun, hingga menjelang siang, api masih terlihat membakar tanaman.
"Kobaran api dan kepulan asap yang cukup pekat terlihat jelas pada Kamis pagi,” ujarnya. Menurut dia, kebakaran melanda kawasan hutan tersebut mungkin akibat musim kemarau yang berlangsung lama sehingga banyak tanaman kering yang mudah terbakar. "Tiupan angin kencang juga kerap terjadi sehingga api makin menjalar,” kata dia.