REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Bukopin (BSB) menargetkan total pembiayaan sampai akhir tahun mencapai Rp 5 triliun. Dengan fokus penyaluran ke sektor pendidikan dan kesehatan.
"Per Juli 2018 pembiayaan kita naik tapi nggak besar. Kenaikannya single digit," ujar Direktur Utama BSB Saidi Mulia Lubis di Jakarta, Kamis (20/9).
Ia pun menargetkan, sampai akhir 2018, pertumbuhan pembiayaan bisa menembus sembilan persen. Ia menjelaskan, ada lima sektor yang disasar perseroan saat ini yaitu kesehatan, pendidikan, perdagangan, supplier, dan kontraktor serta developer. Hanya saja masih didominasi kesehatan juga pendidikan dengan porsi 50 persen.
"Kami wait and see karena akan masuk tahun politik. Kalau market-nya sudah segmented jadi ya biasa saja seperti bank lain," kata Saidi.
Terkait kualitas pembiayaan, dirinya menyebutkan Nonperforming Finance (NPF) nett BSB terjaga di bawah empat persen. Hal itu paling banyak disumbang oleh sektor trading atau perdagangan.
"NPF kami di bawah ketentuan. Tantangan utama jaga NPF, nasabah biasanya rata-rata sudah give up untuk membawa, sampai permasalah tersebut diperlukan antara lain penjualan jaminan. Apalagi ini kan sektor properti lagi koreksi, terus terang kita harus hati-hati cari nasabah," tutur Saidi.