REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persib Bandung masih membahas keputusan PSSI terkait penghentian kompetisi Liga 1 hingga wacana sanksi terhadap klub yang perlu bertanggung jawab atas tewasnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila. Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar mengatakan, pihaknya menyerahkan urusan pemberian sanksi kepada Komite Disiplin PSSI.
Hanya saja, Umuh mempertanyakan status Persib Bandung dalam kejadian pengeroyokan terhadap suporter Persija saat pertandingan Persib kontra Persija di Bandung beberapa waktu lalu.
"Saya masih harus bicara dengan semua, itu terserah sanksinya apa. Cuma saya mau ngomong, apa salahnya Persib?” ujar Umuh kepada Republika.co.id pada Rabu (26/9).
Sebelumnya, PSSI memutuskan menghentikan kompetisi Liga 1 hingga batas waktu yang tidak ditentukan. PSSI pun sudah membentuk tim investigasi mandiri terkait tewasnya Haringga. Hasil investigasi tersebut akan menjadi acuan sikap PSSI untuk menjatuhkan sanksi terhadap klub yang perlu bertanggung jawab atas tewasnya Haringga.
Exco PSSI pun merekomendasikan dua kategori sanksi dari yang paling ringan, yakni berupa teguran keras dan finansial serta saksi berat, yakni pengurangan nilai klasemen hingga didiskualifikasi. Namun, menurut Umuh, pemberian sanksi harus melihat statuta yang ditetapkan FIFA sebagai acuan.
Menurut Umuh, Persib telah mengikuti semua aturan dan memastikan perihal izin keamanan untuk laga beberapa waktu lalu. "Iya salah Persib apa, kalau ada suporter sudah masuk ke dalam ring itu sudah bukan tanggung jawab Persib, itu orang di luar juga belum tentu punya tiket. Tanya ke keamanan itu bukan masalah Persib. Persib kan fokus bertanding, bermain, dan kami sudah sesuai aturan,” jelasnya.
Lebih dari itu, Umuh pun meminta aparat untuk berlaku adil dengan mengusut kasus-kasus korban bentrokan suporter Persib dan Persija di masa lalu. Ia pun mendorong adanya perdamaian antara suporter-suporter sepak bola di Tanah Air.
Manager Persib Bandung Umuh Muchtar
Umuh berharap ke depannya perwakilan suporter klub, PSSI, BOPI, dan pemerintah perlu duduk bersama mewujudkan komitmen terciptanya aturan agar tak terjadi lagi bentrok antarsuporter.
Umuh pun menilai wacana Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan yang mengusulkan adanya Badan Khusus Pendampingan terhadap suporter yang dibentuk masing-masing pemda bekerja sama dengan pengurus klub merupakan wacana yang baik untuk mengantisipasi konflik suporter terjadi kembali.
"Kita berusaha untuk memperbaiki semuanya, bukan hanya Persib. Karena ini menyangkut nyawa, sampai kapan akan ada yang mati lagi. Setelah ini baru membuat aturan ada hukuman apa yang berat, kumpulkan perwakilan seluruh suporter se-Indonesia,” jelas Umuh.