REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah ini menunjukkan bahwa sekelompok Bani Israil secara sengaja menyelewengkan kitab mereka dan bahwa mereka menulis kitab yang menyelisihi Taurat. Alquran menyatakan peristiwa ini di beberapa ayat, seperti yang dinyatakan hadis.
Pengikut kebatilan bekerja untuk mengeluarkan manusia dari agama dan merusak mereka agar bisa bebas bermain nafsu syahwat dan menzalimi manusia serta melakukan apa yang mereka inginkan untuk mereka lakukan tanpa ada yang melarang.
Seorang Muslim agar bisa lolos dari kebatilan boleh menggunakan seperti cara yang digunakan oleh alim tersebut dan Najasyi. Allah telah membolehkan perbuatannya. Allah telah memberi kesaksiannya bahwa golongan yang mengikuti alim ini adalah kelompok Bani Israil terbaik.
Dan sepertinya Allah memaafkan orang seperti alim ini dengan perbuatan seperti itu, jika kerusakan atau keburukan telah menyebar dan berkonfrontasi dalam menghadapinya tidaklah berguna. Seandainya alim ini menghadapi kelompok yang berkuasa dengan perlawanan, niscaya kepalanya menggelinding.
Seandainya Najasyi melawan kaumnya, niscaya kepala dan kerajaannya akan runtuh. Dan tanpa ragu, keberadaan alim ini dan penguasa itu di atas keyakinan keduanya mengandung banyak kebaikan.
Si alim mempunyai pengikut yang teguh di atas kebenaran, sedangkan Najasyi menggunakan kekuatannya untuk menolong Islam dan menjaga kaum Muslimin.