REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Di tengah panasnya hubungan Cina-Amerika baik dari segi ekonomi maupun militer, Negeri Tirai Bambu meminta AS untuk memperbaiki hubungan mereka. Cina kembali mengkritik langkah provokatif AS dengan penerbangkan pesawat bomber B-52 di atas Laut Cina Selatan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina Ren Guagqiang mengatakan negaranya menentang tindakan provokatif tersebut. Laut Cina Selatan wilayah sensitif bagi Cina karena masih diperebutkan dengan Taiwan, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Filipina.
Sementara itu, di tempat terpisah juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang membantah tunduhan Presiden AS Donald Trump. Sebelumnya, Trump menuduh tarif impor yang dikenakan Cina kepada AS untuk mempengaruhi hasil pemilu jeda di AS.
"Kami menyarankan kepada AS untuk berhenti mengkritik dan menfitnah Cina," kata Geng, Kamis (27/9).
Kedua negara sudah terlibat perang dagang sejak awal 2018. Ketegangan itu berlanjut ke sektor militer ketika AS memberikan sanksi kepada Cina karena membeli pesawat jet tempur dari Rusia. Cina pun membalasnya dengan tidak mengizinkan kapal angkatan laut AS berlabuh di Hong Kong.
"Hentikan kata-kata dan perbuatan tidak benar yang merusak hubungan bilateral dan kepentingan dasar masyarakat kedua negara," kata Geng.
Cina juga membatalkan pertemuan pejabat tinggi angkatan laut kedua negara. Cina juga mengungkapkan ketidaksenangan mereka usai AS setuju untuk menjual spare-part pesawat tempur F-16 dan peralatan angkatan udara lainnya senilai 330 juta dolar AS kepada Taiwan.
Baca: Jepang-Inggris Gelar Latihan Gabungan di Laut Cina Selatan