REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, bakal kehilangan 1.900 ASN kurun waktu dua tahun ke depan atau pada 2020. Pasalnya, ribuan ASN itu telah memasuki masa pensiun. Akibatnya, wilayah ini akan kekurangan ribuan pegawai. Sedangkan, kuota dari pusat untuk mengisi CPNS hanya 350 pegawai.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, mengatakan, selama dua tahun ke depan, gelombang pensiun di Purwakarta cukup tinggi. Dengan begitu, daerah ini akan kehilangan 1.900 pegawainya. Untuk menutupinya, jelas harus ada rekrutmen baru. Akan tetapi, pemerintah pusat memberikan kuota CPNS untuk Purwakarta hanya 350 pegawai. "Itupun, jika direalisasikan 350 pegawai. Bagaimana, kalau kuotanya dikurangi," ujar Anne, kepada Republika.co.id, Ahad (30/9).
Kondisi ini, membuat dilema. Pasalnya, satu sisi Purwakarta akan kehilangan ribuan ASN karena pensiun. Sisi lain, tidak bisa melakukan rekrutmen CPNS sendiri. Sebab, merujuk pada aturan rekrutmen CPNS hanya bisa dilakukan oleh pusat.
Tak hanya itu, saat ini juga daerah tidak diperbolehkan untuk merekrut tenaga harian lepas (THL). Termasuk, mulai sekarang tidak diperbolehkan lagi ada pengangkatan THL yang dikeluarkan oleh kepala dinas. Jika dilakukan, maka hal itu melanggar aturan.
Akan tetapi, kekurangan ASN ini akan menjadi masalah tersendiri. Karenanya, sambung Anne, harus ada solusi supaya masalah ini tidak berdampak kemana-mana. Salah satunya, perbanyak kuota CPNS untuk daerah yang diterjang gelombang pensiun pegawainya. "Sebab, kalau tidak diisi oleh CPNS, maka kekurangan ASN ini bisa berlarut-larut," ujar Anne.
Dengan kondisi ini, supaya kekosongan ini terisi, pihaknya mengusulkan supaya persyaratan ikut CPNS dipermudah lagi. Terutama, soal syarat batasan usia. Sebab, syarat itu yang paling banyak menggugurkan para honorer terutama guru, untuk ikut seleksi CPNS.
Karena, keberadaan honorer ini sangat membantu berputarnya roda pemerintahan. Tanpa mereka, dia mengatakan, kinerja pemerintah tidak maksimal. Sebab, selama ini banyak pekerjaan yang seharusnya diisi oleh ASN, karena pegawainya pensiun maka dikerjakan oleh honorer. "Salah satunya guru. Sampai saat ini, banyak sekolah di kita yang kekurangan guru ASN," ujar Anne.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto, membenarkan bila selama ini instansinya banyak kekurangan guru ASN. Kekurangannya, mencapai 1.902 guru SD dan SMP. Karena itu, pihaknya berharap guru honorer yang sudah puluhan tahun mengabdi, bisa segera diangkat jadi CPNS. "Untuk menambal kekurangan guru ASN ini, kita memanfaatkan jasa guru honorer. Makanya wajar bila kita berharap, mereka bisa diangkat jadi CPNS,"jelas Purwanto.