REPUBLIKA.CO.ID, Ratusan rumah di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) masih tertimbun lumpur hitam pascagempa berkekuatan 7,4 Skala Richter mengguncang daerah itu, pada Jumat (28/9). Lumpur hitam berasal dari tanggul kali yang terletak di bagian timur Kelurahan Petobo di Jalan H.M. Soeharto.
Tanggul roboh saat gempa mengguncang daerah itu dan seketika lumpur menghantam rumah-rumah penduduk di bagian Ranjule Kelurahan Petobo sekitar pukul 18.07 Wita. Saat itu, bertepatan dengan waktu shalat maghrib. Banyak masyarakat utamanya beragama Islam berada di masjid.
Sebagian warga lainnya berada di rumah. Mereka tidak dapat berbuat banyak utamanya tindakan penyelamatan diri. Hingga kemarin, upaya pencarian korban belum dilakukan.
Kelurahan Petobo menjadi salah satu lokasi terdampak gempa paling parah, selain wilayah Perumnas Balaroa. Ribuan korban diperkirakan masih tertimbun tanah bersama bangunan di dua lokasi itu.
Likuifaksi atau pencairan tanah yang terjadi saat gempa mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9) merupakan fenomena baru bagi masyarakat Indonesia. Dalam berbagai video yang tersebar di media sosial, likuifaksi ditandai dengan bergeraknya bangunan di atas tanah seolah-olah terseret oleh lumpur, seperti yang terjadi di Kelurahan Petobo.
Terjadinya likuifaksi disebabkan oleh guncangan gempa. Kondisi material geologi yang ada di tanah juga ikut memengaruhi. Ketika guncangan terjadi, tanah menjadi cair karena material air yang tinggi.