REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Pasokan bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu kendala di Palu dan wilayah sekitarnya, pascagempa bumi dan tsunami di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah. Hingga hari keenam, pasokan BBM belum merata dan hanya beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tertentu saja di Palu yang sudah beroperasi.
Banyak masyarakat dari berbagai tempat mengantre mengisi BBM baik dari kendaraan maupun menggunakan jeriken. Antrean mengular dan menimbulkan kemacetan di sekitar SPBU.
Jika Palu BBM sudah mulai dipasok, lain halnya dengan Kabupaten Sigi, yang wilayahnya parah terdampak gempa berkekuatan 7,4 skala richter (SR) tersebut. Pasokan BBM belum nampak masuk di wilayah tersebut lantaran beberapa SPBU kondisinya rusak seperti di SPBU di Desa Lolo, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi. Permukaan tanah di SPBU tersebut nampak terbelah.
Masyarakat di sekitar daerah tersebut pun memanfaatkan BBM yang tersisa di SPBU tersebut untuk kendaraan maupun untuk menyalakan genset. Sebab, pasokan listrik juga terputus di wilayah tersebut sejak gempa hingga Kamis (4/10).
Sejumlah warga nampak berdatangan membawa jeriken dan mengambil BBM jenis solar menggunakan pipa paralon kecil seperti sedang menimba air di sumur. SPBU tersebut juga tidak tampak dijaga oleh aparat keamanan.
"Buat nyalakan lampu listrik ini solar, kalau untuk motor tidak bisa," ujar salah satu warga yang baru menimba solar dari SPBU, Kamis (4/10).
Wilayah Sigi menjadi daerah yang rusak parah karena gempa bumi Jumat (28/9) lalu, meski tidak terkena imbas tsunami. Bahkan ada satu pemukiman di Desa Jono Oge, Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi tenggelam, dan tergeser hingga dua kilometer.
Seperti halnya yang terjadi di daerah Balaroa dan Petobo, Palu, gempa menyebabkan wilayah ini mengalami likuifaksi yang membuat tanah mencair. Likuifaksi tersebut juga membuat tanah bergeser dan bangunan tenggelam seperti ditelan bumi.
Tim Republika.co.id yang hadir di lokasi juga menyaksikan dahsyatnya gempa disertai likuifaksi di wilayah tersebut. Jalan di Sigi pun rusak parah dimulai jalan di Desa Lolo hingga di Desa Jono Oge, Sigibiromaru. Kontur jalanan yang semula mulus tersebut rusak, pecah dan bergelombang naik turun, sebelum memutus jalan yang menuju Sidera, Sigibiromaru.