REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memberangkatkan Kapal Kemanusiaan untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Senior Vice President ACT Imam Akbari menyatakan, pemberangkatan Kapal Kemanusiaan ini menjadi ikhtiar serius penanganan kedaruratan, setelah lebih dari sepekan bencana tersebut melumpuhkan ibu kota Sulteng dan sekitarnya.
"Kapal Kemanusiaan untuk Palu dan Donggala berangkat pada Senin (8/10), membawa 1.000 ton logistik dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Pelabuhan Taipa," kata Imam dalam siaran persnya, Selasa (9/10).
Imam Akbari mengingatkan betapa besarnya dampak bencana di Palu dan Donggala. Bahkan, hampir semua sendi kehidupan di Palu lumpuh, terlihat dari krisis yang melingkupi wilayah tersebut selama sepekan terakhir.
Tidak hanya korban jiwa dan luka, kata dia, gempa dan tsunami juga menghancurkan infrastruktur serta membuat pangan, air bersih, dan logistik menjadi langka. Tidak hanya di Palu, menurutnya, krisis juga terjadi di daerah lain, seperti Parigi, Moutong, dan Sigi.
“Dampak bencana Palu dan Donggala amat besar, oleh karena itu kami juga berikhtiar besar untuk mendampingi warga terdampak di masa tanggap darurat ini," ujar Imam.
Imam mengungkapkan, Kapal Kemanusiaan untuk Palu dan Donggala membawa 1.000 ton bantuan kemanusiaan dan ambulans. Lima ratus ton di antaranya berupa beras yang dikumpulkan langsung dari Kabupaten Blora dan sekitarnya. Ratusan ton beras tersebut dipanen oleh petani lokal binaan Global Wakaf - ACT, melalui program Lumbung Pangan Wakaf (LPW).
Sementara itu, ratusan ton sisanya berupa sembako, air mineral, obat-obatan, pakaian baru, paket sanitasi, kebutuhan pangan bayi dan balita, selimut, tenda, dan lainnya. Berbagai jenis bantuan pangan dan logistik ini dihimpun dari masyarakat Indonesia, seperti dari Blora, Ngawi, Bojonegoro, Yogyakarta, Solo, Semarang, Malang, dan Surabaya. Semua dihimpun sejak Rabu (3/10) hingga Ahad (7/10).
“Ini menandakan betapa besarnya empati dan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap derita saudara-saudaranya yang tertimpa bencana di Palu dan sekitarnya. Semoga animo kepedulian ini bisa terus membersamai warga Palu, Donggala, dan Sigi hingga masa pemulihan nanti,” kata Imam.
Imam menyatakan, keberangkatan Kapal Kemanusiaan untuk Palu dan Donggala dari Surabaya akan diikuti keberangkatan kapal serupa dari wilayah lainnya, seperti Jakarta, Aceh, dan Medan. Tidak hanya itu, logistik juga akan terus dikerahkan dari berbagai daerah untuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi penyintas gempa dan tsunami di Palu.
General Manager PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Surabaya Rudi Hanafiah mengatakan, dalam setiap peristiwa bencana, ASDP selalu membantu dan mengirimkan armadanya. Hal ini mengingat ASDP memiliki armada yang cukup memadai dan efektif menjangkau lokasi bencana di seluruh Indonesia.
“Secara khusus kami memiliki kapal dan kapasitas angkut secara besar, oleh sebab itu kami perlu bekerja sama dengan pihak yang lebih berpengalaman (ACT) dalam pendistribusian bantuan ke lokasi bencana,” kata Rudi.
Apalagi, lanjut Rudi, kapal yang mengusung bantuan kemanusiaan ke Palu ini diberangkatkan dari dermaga Ujung, Tanjung Perak Surabaya. “Ini adalah kali pertama kapal bantuan berangkat dari Surabaya dalam kapasitas besar. Oleh sebab itu, ini kesempatan besar membantu saudara-saudara kita di Palu,” ujar Rudi.
Selain melalui Surabaya, ASDP sebelumnya telah memberangkatkan kapal bantuan yakni KMP Julung-Julung dari Toli-Toli Sulawesi Utara, dan KMP Drajat Paciran dari Surabaya ke Palu. ASDP berkomitmen mengirimkan bantuan ke Palu melalui beberapa kota, yakni Balikpapan, Mamuju, Toli-Toli, Bitung, Surabaya, dan Jakarta.