REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Jusuf Kalla menyebut Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali dapat menggerakkan perekonomian nasional. Banyaknya tamu asing yang datang ke Bali, justru akan menambah pendapatan negara melalui pajak dan konsumsi.
"Kata orang tamu adalah rezeki, tamu kan belanja, tinggal di hotel ada pajaknya, jadi itu akan kembali lewat pajak, lewat keuntungan orang bekerja," ujar Jusuf Kalla, kemarin.
Di sisi lain Jusuf Kalla turut angkat bicara mengenai kritikan dari beberapa kalangan terkait acara pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua Bali, yang menelan biaya sebesar Rp 830 miliar. Jusuf Kalla menyebut, masa kampanye membuat segala kebijakan pemerintah tampak salah.
"Ya, kalau masa kampanye apa saja salah kan," ujar Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menegaskan, biaya yang dikeluarkan tersebut digunakan untuk perbaikan infrastruktur di Pulau Dewata. Mulai dari perbaikan bandara, hingga perbaikan jalan underpass.
Sementara, terkait biaya makan, penginapan hingga akomodasi ditanggung sendiri oleh peserta acara tahunan IMF-Bank Dunia dari masing-masing negara. Adapun Jusuf Kalla menegaskan, pembiayaan acara tersebut berbeda dengan penyelenggaraan Asian Games 2018 yang sepenuhnya ditanggung oleh Indonesia.
"Hospitality-nya dibayar sendiri oleh (peserta) yang datang, ini bukan Asian Games, kalau Asian Games itu semua kita bayarkan, kalau (Acara Tahunan IMF-Bank Dunia) ini hotel dibayar sendiri, makan dibayar sendiri, orang-orang kaya datang mosok kita biayai," kata Jusuf Kalla.