Kamis 11 Oct 2018 16:54 WIB

AS Tangkap Mata-Mata Cina, Diduga Ingin Curi Data Ekonomi

Mata-mata Cina dituduh melakukan spionase ekonomi.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Aksi spionase (ilustrasi).
Foto: gadabimacreative.blogspot.com
Aksi spionase (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Rabu (10/10) bahwa mereka telah menangkap dan menuntut mata-mata untuk Kementerian Keamanan Negara Cina dengan tuduhan spionase ekonomi. Mata-mata itu berusaha mencuri rahasia dagang dari beberapa perusahaan penerbangan dan kedirgantaraan AS.

Xu Yanjun ditahan di Belgia pada April setelah penyelidikan Biro Investigasi Federal (FBI) dan diekstradisi ke AS pada Selasa. The Washington Post melaporkan dia dibujuk ke Belgia oleh agen AS.

"Ekstradisi yang belum pernah terjadi sebelumnya dari seorang perwira intelijen Cina ini memperlihatkan pengawasan langsung pemerintah Cina terhadap spionase ekonomi terhadap Amerika Serikat," kata pernyataan FBI mengutip Bill Priestap, asisten direktur FBI untuk kontra intelijen.

Tuduhan itu datang di saat Washington meningkatkan tekanan terhadap Beijing atas kebijakan perdagangannya dan dugaan pencurian kekayaan intelektual AS. Para ahli keamanan cyber mengatakan penangkapan itu adalah tanda lain dari perang dagang yang meningkat antara kedua negara. Para ahli itu menambahkan  telah terjadi peningkatan spionase oleh Beijing untuk keuntungan bisnis.

"Cina secara aktif terlibat dalam upaya penyusupan yang ditargetkan dan gigih terhadap berbagai sektor ekonomi, termasuk biotek, pertahanan, pertambangan, farmasi, layanan profesional, transportasi dan banyak lagi," kata Chief Technology Officer CrowdStrike Dmitri Alperovitch.

Pernyataan Departemen Kehakiman AS mengatakan Xu, seorang wakil direktur divisi untuk Departemen Keamanan Negara di provinsi Jiangsu Cina, menargetkan beberapa perusahaan penerbangan AS, termasuk GE Aviation, anak perusahaan General Electric Co.

GE Aviation telah memasok mesin untuk pesawat Boeing Co dan Airbus SE besar. Perusahaan juga sedang mengerjakan mesin generasi baru untuk pesawat komersial dan helikopter militer angkat berat.

Dakwaan terhadap Xu mengatakan ia menargetkan perusahaan penerbangan sekitar Desember 2013. Ia juga  melakukan kontak dengan para ahli yang bekerja untuk perusahaan dan merekrut mereka untuk melakukan kunjungan ke Cina. Kunjungan itu seringkali dimaksudkan untuk menyampaikan presentasi di universitas dan membayar mereka dengan upah dan program beasiswa.

John Demers, asisten jaksa agung AS untuk keamanan nasional, mengatakan  kasus itu bukan insiden yang terpisah. "Ini adalah bagian dari kebijakan ekonomi keseluruhan mengembangkan Cina dengan biaya Amerika. Kita tidak bisa mentolerir bangsa yang mencuri senjata kita dan karya intelektual kita," katanya.

Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri Lu Kang menyebut tuduhan itu palsu.  "Kami berharap pihak Amerika bisa adil, dan sesuai dengan hukum, menjaga hak-hak hukum warga negara Cina," ujar Lu.

Pengacara Xu tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar. Hukuman maksimum untuk konspirasi dan upaya melakukan spionase ekonomi adalah 15 tahun, sedangkan untuk konspirasi dan usaha mencuri rahasia dagang adalah 10 tahun.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement