Kamis 11 Oct 2018 22:44 WIB

Masyarakat Diingatkan Cermat Cerna Informasi

Masyarakat secara sadar memahami informasi yang beredar tak bisa langsung dipercaya.

Melawan hoaks
Foto: republika
Melawan hoaks

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hoaks atau berita bohong telah merajalela di media sosial, terutama sejak masa awal kampanye Pilpres 2019. Dengan demikian, masyarakat harus lebih cermat dalam mencerna informasi agar tidak mudah terhasut dan ikut menyebarkan hoaks.

Baca Juga:

Baca Juga

Aktivis media sosial dan blogger, Enda Nasution, mengatakan kondisi ini harus segera diantisipasi, bahkan kalau bisa dihentikan. Ia menambahkan masyarakat juga harus disadarkan tentang bahaya hoaks yang sudah menyebar masif terutama di media sosial.

"Kita harus bisa lebih cermat dalam menerima informasi, sehingga tidak dengan mudah percaya begitu saja,” kata Enda, seperti dikutip dalam siaran pers, Kamis (11/10).

Ia menganalogikasn seperti orang yang terkena berbagai macam kuman dan bakteri. “Maka, orang itu harus memperkuat daya tahan tubuh meningkatkan daya tahan dan pikiran terhadap hoaks," kata dia.

Menurutnya, dengan maraknya hoaks, masyarakat akan sangat dirugikan. Sebab, tanpa disadari mereka menghabiskan banyak waktu dan energi untuk membahas sesuatu yang tidak perlu. 

“Masyarakat juga kehilangan kepercayaan,” kata dia.

Untuk menghentikan hoaks, lanjut Enda, harus ada dorongan dari diri masing-masing orang dalam masyarakat. Sebab, manusia itu secara sadar mengerti bahwa informasi yang beredar, terutama di media sosial, tidak bisa langsung dipercaya 100 persen.

"Seringkali informasi yang beredar itu sengaja disebarkan atau sengaja dibuat untuk memanipulasi emosi kita, sehingga kita ikut menyebarkannya lagi. Dengan kesadaran itu, tentunya kita harapkan tidak meluas penyebaran hoaks berikutnya," ujar Enda.

Beredarnya hoaks terkait bencana alam, Enda mencurigai itu karena ada kelompok yang ingin memperkeruh keadaan dan mendiskreditkan pemerintah. Sedangkan hoaks yang dilakukan Ratna Sarumpaet masih akan berkembang karena dicurigai ada motif politik yang besar di belakangnya.

Enda mengimbau masyarakat bisa menjalani hari-hari tanpa hoaks, caranya dengan tidak mudah percaya berita palsu begitu saja, serta mengedepankan verifikasi dan tidak ikut menyebarkan hoaks. Dengan demikian, masyarakat bisa tahu dan makin sensitif terhadap hoaks. 

“Misalnya, kalau terlalu tendensius, terlalu sensasional atau terlalu too good to be true maka kemungkinan besar itu hoaks," jelasnya.

Karena itu, perlu adanya peran pemerintah dan aparat penegak hukum menyikapi hoaks yang muncul di media sosial. Masyarakat juga harus bisa membedakan mana informasi yang beredar melalui sosial media dan juga melalui media mainstream.

"Di media sosial siapa pun bisa membuat informasi, siapa pun juga bertindak sebagai pengonsumsi informasi itu," kata koordinator Gerakan #BijakBerSosmed ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement