Senin 15 Oct 2018 15:06 WIB

BPN: Kampanye Negatif Bukan Serang tanpa Alasan

Andre mengatakan kampanye negatif sebagai sebuah kritik bagi pejawat.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ratna Puspita
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade bersama Jurnalis Republika, Joko Sadewo di program JokoTalk
Foto: Republika TV
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade bersama Jurnalis Republika, Joko Sadewo di program JokoTalk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bukan hanya berkampanye untuk memperkenalkan citra, visi, dan misi, pasangan calon. Sesekali, Koalisi Indonesia Adil Makmur akan melakukan kampanye negatif.

Juru Bicara BPN Andre Rosiade mengatakan, yang dimaksud kampanye negatif itu bukan menyerang pasangan lawan tanpa alasan. Ia mendefinisikan kampanye negatif sebagai sebuah kritik bagi pejawat, yang selama ini memegang tampuk kekuasaan.

"Maksud negative campaign itu gini, kami mengritisi Jokowi (Joko Widodo), mengingatkan masyarakat bahwa Pak jokowi belum mejalankan semua janjinya," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (15/10).

Andre mengingatkan salah satu janji Jokowi ketika melaju kandidat pada Pemilihan Presiden 2014. Kala itu, ia menyebutkan, Jokowi tak akan mengangkat menteri yang merupakan bagian dari struktur partai politik.

Namun, ia mengatakan, saat ini setidaknya ada dua menteri yang rangkap jabatan sebagai pengurus partai. Menteri Perindustrian Airlangga Hartato yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri yang kembali menjadi sekretaris jenderal PKB.

Karena itu, Andre menegaskan, masyarakat perlu diingatkan lagi kinerja pejawat agar bisa melakulan koreksi. Hal itu merupakan cara yang sah dan tak dilarang dalam peraturan perundang-undangan.

"Itu namanya negative campaign, hal yang wajar saja dalam demokrasi. Itu kan untuk mengingatkan masyarakat bahwa Pak Jokowi banyak janji di 2014 tapi tidak ditepati," ujar dia.

Namun, ia memastikan BPN tidak akan melakukan kampanye hitam (black campaign). Ia menyebut, beberapa kampanye hitam seperti melakulan fitnah dan mendistribusi hoaks. 

“Kami tidak membuat hoaks, fitnah, saya sepakat itu gak boleh," kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement