REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) telah menerapkan metode baru yakni Kerangka Sampel Area (KSA), untuk menghitung data produksi beras. Kepala BPS Suhariyanto, data produksi beras dengan metode KSA ini akan menggantikan data angka ramalan (aram) yang selama ini digunakan untuk mengukur produksi beras nasional.
"Jadi, tidak akan ada aram lagi, BPS tidak akan mengeluarkan aram lagi," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Wakil Presiden, Senin (22/10).
Suhariyanto mengatakan, perhitungan data produksi beras dengan metode KSA memiliki kelebihan ketimbang data aram. Di antaranya data produksi dengan metode KSA bisa dimunculkan secara bulanan, dan bisa langsung dilihat potensinya.
"Potensi berdasarkan foto, sehingga angka (dengan metode KSA) inilah yang akan menjadi angka resmi ke depannya," kata Suhariyanto.