Rabu 24 Oct 2018 15:35 WIB

Laga Hidup-Mati Garuda Muda

Dalam mempersiapkan timnya melawan UEA, Indra membuat dua kali sesi latihan.

Pelatih Timnas  Indonesia U-19, Indra Sjafri
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Bambang Noroyono

JAKARTA -- Tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia U-19 akan menjalani laga hidup-mati menghadapi kesebelasan Uni Emirat Arab (UEA) U-19 malam ini. Perjumpaan kedua kesebelasan menjadi pertandingan pamungkas babak penyisihan Grup A Piala AFC U-19 2018 yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta.

Indonesia wajib meraih tiga angka melawan UEA karena posisi yang terjepit di papan klasemen sementara. Pada tabel hasil tanding, skuat Garuda Muda kini berada di tangga ketiga.

Timnas baru memenangkan satu laga dari dua pertandingan yang sudah dilakoni, yaitu menang 3-1 dari Taiwan, Kamis (18/10), dan kalah 5-6 dari Qatar U-19, Ahad (21/10). Sementara, UEA kini berada di puncak klasemen dengan nilai enam angka hasil dari kemenangan 2-1 dari Qatar dan 8-1 dari Taiwan.

Menang dengan skor 1-0 saja dari UEA akan memberikan tempat bagi Indonesia ke babak perempat final sebagai runner-up di Grup A. Bila imbang, posisi Indonesia masih bisa selamat dengan catatan Qatar yang juga akan memainkan laga pamungkas Grup A melawan Taiwan pada Rabu (24/10) malam menelan kekalahan telak. Namun, andai Indonesia kalah, mimpi untuk melangkah ke fase selanjutnya bisa terkubur.

Tiga angka dari UEA akan membuat Indonesia punya nilai enam dan unggul head to head dari UEA yang pernah mengalahkan Qatar. Jika Indonesia berambisi lolos sebagai juara grup, minimal harus menang dengan skor 4-0 dari UEA agar mampu unggul produkvitas gol dari timnas Qatar. Skenario tersebut agaknya terlalu muluk meski dalam sepak bola tentu apa pun bisa terjadi.

Ambisi Indonesia menumbangkan UEA sebetulnya bisa makbul. Menengok pengalaman, pelatih timnas Indra Sjafri bersama Garuda U-19 pernah dua kali mengalahkan UEA U-19 pada laga uji coba 2014 lalu. Uji coba tandang pertama Indonesia menang 4-1 dan kembali menang dengan skor 2-1.

Sayang, hasil positif uji coba menuju Piala AFC U-19 2014 waktu itu kandas setelah UEA mengalahkan Indonesia saat penyisihan Grup B dengan skor 1-4 di Myanmar. Kekalahan dari UEA waktu itu juga yang membuat Indonesia gagal ke babak perempat final.

Indra tentu menyimpan ambisi membalas kekalahan empat tahun lalu. Meski catatan empat tahun lalu tidak bisa menjadi acuan menentukan hasil laga. Namun, menurut dia, ada keinginan para pemainnya kali ini yang mengharuskan mampu memenangkan pertandingan.

"Perjuangan tim ini belum berakhir. Kami berhitung, kemenangan dari UEA bisa membuat tim ini lolos (grup). Kami harus tetap berjuang untuk bisa menang sampai pertandingan berakhir," kata Indra saat sesi latihan Garuda U-19 di Lapangan ABC, Jakarta, Selasa (23/10).

Dalam mempersiapkan timnya melawan UEA, Indra membuat dua kali sesi latihan. Pada Senin (22/10), usai laga dramatis dan melelahkan menghadapi Qatar, para pemain ia bawa berlatih fisik sekaligus pendampingan psikologis untuk mengembalikan kebugaran dan ketenangan. Pada Selasa (23/10), Indra mengkhususkan latihan strategi.

Usai latihan, ia menjelaskan, sesi kedua timnya berfokus pada penajaman lini depan. Sebab, sampai dua laga belakangan, dua striker Indonesia, Rafli Mursalim dan Hanis Saghara, belum mencatatkan namanya di papan angka.

Namun, Indra mengatakan, hal paling krusial dalam sesi latihan adalah lini pertahanan. "Melawan UEA nanti yang paling kita perbaiki di tim adalah pertahanan. Pertahanan ini yang menjadi masalah di kekalahan dari Qatar," ujar Indra.

Persoalan lini belakang Garuda Muda ini memang harus diakui menjadi sebab kekalahan 5-6 dari Qatar. Tiga gol pertama Qatar terjadi sebelum menit ke-24.

Situasi tersebut, kata Indra, terjadi lantaran satu kesalahan pemain belakang, Nurhidayat Haji Haris, yang tiga kali melakukan kesalahan mengantisipasi bola dan pergerakan pemain lawan. Bek Rachmad Irianto juga menjadi sebab gol keempat Qatar.

Indra mengungkapkan, ada kemungkinan rotasi sejumlah pemain, terutama di lini bertahannya. Namun, ia tidak mungkin membeberkan nama saat sesi latihan. "Kemungkinan-kemungkinan untuk mengganti pemain belakang sudah kita siapkan. Saya minta semua pemain harus selalu siap untuk dimainkan," kata dia.

photo
Pesepak bola timnas Indonesia Egy Maulana Vikri (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Qatar Nasir Peer Baksh dalam penyisihan Grup A Piala Asia U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (21/10/2018).

Soal rotasi pemain belakang ini memang penting dilakukan. Sebab, menengok gaya permainan UEA di dua laga melawan Qatar dan Taiwan, pola permainannya sama, yaitu menyerang dari lini tengah dan mengandalkan sepakan-sepakan keras dan akurat dari luar kotak penalti.

Pelatih lawan, Batelli Ludovic, mengandalkan dua striker Ahmad Fawizi dan Ali Saleh Amro saat menghadapi Qatar. Bahkan, di laga terakhir menghadapi Taiwan, UEA memainkan tiga striker dengan Rasheed Salem Mubarak di lini serang. Tiga pemain tersebut punya postur jangkung dan cepat.

Para pemain bertahan Indonesia harus mewaspadai tiga pemain tersebut di laga nanti. Satu yang juga harus diantisipasi dari permainan UEA adalah cara mereka mengulur-ulur waktu saat dalam posisi unggul untuk menguras emosi tim lawannya. Indonesia tentu masih mengingat permainan negatif dari UEA U-23 saat menghadapi Indonesia U-23 pada Asian Games 2018.

Adapun di lini depan, saat sesi latihan bermain, Indra memang tampak memasang Hanis sebagai pengganti Rafli yang menjadi pemain utama dalam dua laga terakhir. Gelandang Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman yang dalam dua laga terakhir menjadi motor serangan dan barisan pencetak gol tidak ada halangan tampil pertama di laga nanti, termasuk gelandang sayap Saddil Ramdhani.

Namun, Indra Sjafri sepertinya masih akan membangkucadangkan Todd Rivaldo Ferre yang berhasil mencetak tiga gol ke gawang Qatar. Indra masih pada keyakinannya menjadikan bintang muda milik Persipura Jayapura tersebut sebagai pemain yang akan turun lapangan saat kondisi lawan sudah tidak lagi prima di babak kedua.

Pelatih Ludovic saat ditemui usai timnya menang dari Taiwan, Ahad (21/10), mengatakan, laga timnya melawan Indonesia diyakini bakal sengit. n ed: gilang akbar prambadi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement