REPUBLIKA.CO.ID, OLEH Wisnu Tanggap Prabowo
Kalimat "laa ilaaha illallahu" usianya setua usia manusia di bumi. Ia adalah kalimat yang diucapkan oleh para nabi dan rasul sejak Nabi Adam hingga pada hari ini, diucapkan oleh para raja dan jelata, yang kaya dan yang fakir, para pelaku ketaatan dan pelaku maksiat.
Ia adalah kalimat yang diucapkan manusia dari Syam hingga Jazirah Arab, dari al-Maghribi hingga Industan, dari Yaman hingga Mesopotamia, dari ujung Eropa hingga nusantara.
Ia adalah kalimat di mana manusia bersaksi di hadapan Rabb-Nya sebelum terlahir ke dunia di mana tidak ada satupun manusia yang benar-benar terhapus ingatannya akan perjanjian ini (fitrah).
Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan dari sulbi anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka, `Bukankah Aku ini Rabb-mu?' Mereka menjawab, `Betul, kami bersaksi'. (QS al-A'raaf: 172).
Begitu mulianya kalimat ini hingga ketika seseorang mengucapkannya maka haram untuk menumpahkan darahnya. Di zaman Rasulullah, ada seorang musuh dari suku Juhainah dikejar oleh para sahabat Nabi. Ketika sudah terkepung dan terdesak, orang tersebut mengucapkan laa ilaaha illallah.Namun demikian, Usamah bin Zaid menusuknya hingga tewas.
Ketika Usamah menceritakan itu kepada Nabi, beliau bersabda, Wahai Usamah, apakah engkau tetap membunuhnya setelah ia mengucapkan laa ilaaha illallah?Usamah berkata, Wahai Rasulullah, dia mengucapkannya karena takut kepada senjata kami.
Rasulullah berkata, Mengapa engkau tidak membelah dadanya, sehingga engkau mengetahui apakah hatinya mengucapkan laa ilaaha illallah karena ikhlas ataukah karena selainnya?
Usamah melanjutkan, Beliau terus-menerus mengulang pertanyaan itu kepada saya, sehingga saya berharap andai saja saya baru masuk Islam pada hari itu. (HR Bukhari dan Muslim).
Kalimat laa ilaaha illallahu adalah kunci kebahagiaan abadi bagi seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Nabi bersabda, Tidaklah seorang hamba mengucapkan laa illa illallah kemudian ia meninggal dunia di atas ucapan itu, kecuali pasti masuk surga. (HR al-Bukhari).
Lantas, seberapa beratkah kalimat tauhid di sisi Allah? Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman kepada Nabi Musa, "Wahai Musa, seandainya langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat laa ilaaha illallaah diletakkan pada sisi lain timbangan, niscaya kalimat laa ilaaha illallaah lebih berat timbangannya. (HR Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Itulah sebagian dari dalil-dalil kedudukan kalimat tauhid di sisi Allah. Ia adalah kunci surga jika sungguh-sunguh meyakini dengan hatinya, mengucapkannya melalui lisannya, perbuatannya, dan tampak pada perbuatan lahiriahnya. Semoga Allah memudahkan kita semua untuk mengucapkan kalimat tauhid di detik-detik akhir kehidupan kita di dunia.