Kamis 25 Oct 2018 11:08 WIB

Jokowi akan Resmikan Dua Bandara di Kalimantan Timur

Kedua bandara mempermudah konektivitas di Kepulauan Derawan dan pulau-pulau disekitar

Rep: Dessy Suciati Saputri/Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Pembangunan Bandara Maratua
Foto: www.kaltimprov.go.id
Pembangunan Bandara Maratua

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan dua bandara dalam kunjungannya ke Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, siang ini Kamis (25/10). Presiden akan meresmikan Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Kota Samarinda dan Bandara Maratua yang berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Usai peresmian dua bandara, Presiden kemudian akan melanjutkan agendanya untuk meresmikan Pembukaan Muktamar Ikatan Dokter Indonesia ke-30 dan Muktamar Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) ke-21. 

Di Kota Samarinda, Presiden rencananya juga akan menyerahkan sertifikat hak atas tanah untuk masyarakat. Pada sore hari, Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi akan kembali ke Jakarta. 

Dalam kunjungan ini, Presiden didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN Sofyan Djalil. 

Bandara Samarinda dan Maratua merupakan satu dari 10 bandara yang diresmikan dalam waktu dekat. Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub M Pramintohadi Sukarno mengatakan edua bandara tersebut akan mempermudah konektivitas di Kepulauan Derawan dan pulau-pulau disekitarnya seperti Pulau Maratua dan Pulau Kakaban.

Bandara Maratua sudah beroperasi sejak akhir 2017. Begitupun bagi yang ingin menuju Samarinda, kata Pramintohadi, Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto juga sudah siap melayani penerbangan.

Pramintohadi mengungkapkan Bandara Maratua yang berada di pulau terdepan Indonesia menjadi penanda kehadiran negara di wilayah tersebut. "Nantinya bandara ini akan terus dikembangkan sesuai dengan pertumbuhan dan kebutuhan masyarakat sekitar," tutur Pramintohadi.

Bandara APT Pranoto merupakan bandara pengganti Bandara Temindung yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi. Bandara Temindung memiliki landasan pacu terbatas dan berada di lokasi padat pemukiman sehingga keselamatan dan keamanan penerbangan sangat rawan. Selain itu juga selalu menjadi langganan banjir ketika musim hujan tiba.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mulai membangun Bandara APT Pranoto pada 2011 dan pada 2013 terminal selesai dibangun. Pembangunannya sempat terhenti sebelum dilanjutkan kembali pada awal 2015 dengan menyelesaikan bangunan sisi udara secara bertahap.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement