Rabu 24 Oct 2018 19:16 WIB

Bintang Puspayoga Kunjungi UKM Garam Gunung di Krayan

Kemenkop mengapresiasi petani garam yang bisa memanfaatkan potensi daerah

Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP), Kemenkop dan UKM, Bintang Puspayoga dalam acara Silaturahmi Keluarga Besar Kementerian Koperasi dan UKM di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Sabtu (11/8).
Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP), Kemenkop dan UKM, Bintang Puspayoga dalam acara Silaturahmi Keluarga Besar Kementerian Koperasi dan UKM di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Sabtu (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Anggota OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era) Kabinet Kerja, Bintang Puspayoga menyempatkan diri mengunjungi pusat produksi garam gunung yang terletak di Long Midang, salah satu desa di Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia. 

Untuk menuju lokasi Bintang Puspayoga bersama rombongan harus menempuh perjalanan darat kurang lebih 40 menit dari kota kecamatan, dengan melintasi jalan darat yang berlumpur dan tanjakan, serta banyak tikungan. Begitu tiba, Bintang langsung menyapa petani garam yang saat itu tengah sibuk mengaduk garam dari dalam wajan yang terbuat dari belahan drum.

“Bagaimana bu air ini bisa jadi garam,” tanya Bintang kepada salah seorang petani garam saat ditemui di lokasi, beberapa waktu lalu.

Di lokasi ini terdapat sebuah bangunan yang terbuat dari papan dengan luas sekitar 20 x 10 meter yang dijadikan sebagai tempat produksi garam petani lokal. Bahan baku garam sendiri diambil dari dua sumur air yang letaknya di samping bangunan. Untuk menghasilkan garam, air sumur itu harus panaskan hingga 24 jam lamanya menggunakan kayu bakar. 

“Jadi airnya kita ambil dari dalam sumur lalu kami panaskan. Nanti kalau sudah lama akan berubah menjadi garam, seperti kita masak nasi saja,” ujar sang petani.

Selama berada di tempat produksi garam tersebut, istri Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga itu lebih banyak berdialog dengan petani garam. Di samping itu meninjau sumur air yang dijadikan sebagai bahan baku garam. Ia terkesan dengan sumur tersebut karena airnya berasa asin, padahal terletak di bawah lembah perbukitan.

“Ini rasanya asin, tapi bisa diolah. Padahal pada umumnya garam itu diambil dari laut. Ini justru dari air gunung, unik memang,” lanjut Bintang Puspayoga. 

Asdep Permodalan Luhur Pradjarto menyampaikan apresiasi kepada petani garam Krayan karena mampu memanfaatkan potensi daerah hingga bernilai ekonomi. Ia mendorong petani garam ini untuk mengikuti program pelatihan yang diadakan Kemenkop dan UKM agar pengelolaan usahanya berjalan baik yang pada akhirnya bisa lebih maju dan berkelanjutan. 

“Mudah-mudahan petani garam di sini atau masyarakat sekitar sini mempunyai usaha yang khususnya bisa memanfaatkan potensi alam daerah itu bisa kita sentuh sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh kementerian,” kata Luhur.

Di tempat yang Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan KUMKM Kaltara Hartono mengungkapkan bahwa pihaknya telah membuat rencana untuk menambahkan dua bangunan baru tempat produksi garam yang lebih besar dari dua bangunan sebelumnya. Program itu akan direalisasikan pada tahun 2019 dengan total anggaran sebesar Rp 2 miliar yang berasal dari APBD Provinsi Kaltara. 

“Kita sudah membuat perencanaan untuk menambah lokasi bangunan jadi lebih besar. Kita alokasikan untuk dua lokasi pada 2019 yang nilainya sekitar Rp 2 miliar bangunanya ada dua jadi nambah dua lagi,” ungkap Hartono.

Dengan menambah tempat produksi yang baru, Hartono berharap produksi garam bisa meningkat. Saat ini produksi garam di Kecamatan Krayan setiap hari berkisar 15-20 kilogram per satu kelompok. Walaupun hanya untuk konsumsi masyarakat lokal, garam gunung asal Krayan ini memiliki kekhasan tersendiri, di antaranya tidak beresiko penyakit gondok, dan bisa menyembuhkan penyakit amandel.

“Kalau ada warga kena penyakit amandel kasih dia garam itu sembuh karena sudah terbukti,” ucap dia.

Usai meninjau tempat produksi garam gunung, Bintang Puspayoga bersama rombongan menuju Krayan Barat untuk meresmikan beroperasinya pasar rakyat. Setibanya di lokasi, Bintang Puspayoga langsung melakukan pengguntingan pita menandai peresmian pasar tersebut, disaksikan Camat Krayan Barat Yuni Sere, bersama puluhan pedagang.

Pasar rakyat ini dibangun atas swadaya masyarakat setempat, karena selama ini belum tersedia pasar permanen yang bisa digunakan masyarakat untuk memasarkan hasil panen dan juga kerajinan tangan khas mereka. Masyarakat sebelumnya berjualan di pinggiran jalan dan depan rumah masing-masing.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement