REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 5,2 persen year on year (yoy) pada kuartal III 2018. Maka kredit yang telah disalurkan perseroan sebanyak Rp 74,6 triliun sebelumnya pada periode sama tahun lalu sekitar Rp 70,5 triliun.
Corporate Secretary BJB M As'adi Budiman menjelaskan, total kredit perusahaan ditopang oleh pertumbuhan kredit konsumer. "Kontribusinya terhadap total kredit BJB mencapai 66 persen," jelasnya kepada wartawan, Kamis malam, (25/10).
Ia menuturkan, kredit konsumer BJB agak berbeda dibandingkan bank lainnya. Hal itu karena, lebih berfokus pada penyaluran segmen konsumer berbasis payroll.
"Karena kita kelola dana pemerintah daerah (pemda) maka kita salurkan kredit ke ASN atau PNS di sekitar Jawa Barat dan Banten. Kini sudah meluas juga kita salurkan ke PNS di seluruh cabang kami di Indonesia," tutur As'adi.
Lebih lanjut, dirinya menambahkan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BJB juga tumbuh positif. Pada kuartal III tahun ini, kredit tersebut tumbuh 12,5 persen yoy dari Rp 5,07 triliun pada periode sama tahun lalu menjadi Rp 5,7 triliun.
"Kenaikan tersebut berkat strategi kita yang menyasar pasar KPR menengah bawah. Dulunya kita kejar pasar KPR menengah atas, tapi berdasarkan pengalaman, yang lebih patuh membayar KPR itu justru menengah bawah, karena itulah satu-satunya rumah mereka," jelas As'adi.
Maka, kata dia, rasio kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) KPR BJB pun terjaga di level 4,7 persen. Sementara NPL perseroan keseluruhan berada di level 1,58 persen.
"Sampai akhir tahun, kita akan kejar KPR tumbuh 15 persen. Sedangkan target pertumbuhan kredit kita sampai akhir 2018 diharapkan sekitar tujuh sampai delapan persen," ujar As'adi.