REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gerakan Pemuda (GP) Ansor membatalkan acara pertemuan bersama yang rencananya digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY, Jumat (26/10) ini. Pembatalan dilakukan karena adanya kekhawatiran akan timbulnya bentrok yang dapat meresahkan masyarakat.
Sekretaris Jenderal GP Ansor Abdul Rochman mengungkapkan, keputusan tersebut diambil setelah terjadinya insiden pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid oleh oknum Banser beberapa waktu lalu. Direncanakan, ada 100 ribu anggota yang mengikuti acara tersebut. Bahkan, Presiden Joko Widodo pun juga dijadwalkan akan hadir.
"Presiden akan menyampaikan pidato kebangsaan sebagai presiden," kata Rochman di Yogyakarta Marriot Hotel, Sleman, DIY, Jumat (26/10).
Anggota yang ikut menghadiri pertemuan, datang dari berbagai daerah di Indonesia. Namun, karena kekhawatiran akan menimbulkan konflik, maka acara tersebut terpaksa dibatalkan.
"Banser yang berseragam ini akan datang dari Jateng, Jatim. kemarin juga ada yang berangkat dari NTB, Jabar dan daerah lain. Kan kita enggak tahu, mungkin mereka akan dilempar batu (saat menuju tempat pertemuan) yang mengganggu keselamatan," tambahnya.
Banyaknya anggota yang datang, bisa saja menimbulkan ketidaknyamanan dari masyarakat. Potensi bentrok antar anggota Banser maupun Ansor dengan masyarakat pun bisa terjadi.
Hal tersebut, lanjutnya, juga dapat memprovokasi Banser maupun anggota Ansor. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka diputuskan untuk membatalkan acara pertemuan itu.
"Yang lebih penting lagi, kita menghindari teman-teman Banser ini terprovokasi, kemudian mereka enggak bisa menahan diri dan terjadi keributan. Apa lagi sampai pertumpahan darah," katanya.