REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami di Sulawesi Tengah telah mengakibatkan seratus lebih masjid rusak. Menyikapi hal itu, Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) akan membangun 30 masjid semi permanen yang tahan gempa di Kabupaten Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah.
Koordinator Lapangan Bantuan DMI untuk Sulawesi Tengah, Yadi Jentak mengatakan, struktur masjid semi permanen yang akan dibangun DMI terbuat dari baja ringan. Dinding dan atapnya terbuat dari seng spandek. "Di tahap awal ini akan membangun masjid semi permanen 30 masjid, rencananya akan dibangun di Kabupaten Sigi dan Donggala," kata Yadi kepada Republika.co.id, Jumat (26/10).
Ia menyampaikan, saat ini DMI sedang memesan bahan bakunya dari Makassar. DMI sudah memesan 3.000 batang baja ringan untuk struktur masjid tersebut. Juga telah memesan seng spandek berukuran 12 meter sebanyak 3.000 lembar.
Yadi menjelaskan, DMI akan membangun 10 masjid semi permanen berukuran 10 meter x 10 meter. Kemudian membangun masjid semi permanen berukuran 15 meter x 10 meter sebanyak 20 masjid. Jadi totalnya akan membangun 30 masjid.
Dia mengatakan, satu unit masjid semi permanen terbuat dari baja ringan dan seng spandek. Masjid tersebut akan dilengkapi sound sistem, karpet, sajadah, mukena, Alquran, buku Juz Amma, Yasin dan Iqra. Juga akan dilengkapi lampu dan kabel dari tiang listrik ke masjid. "Satu paket masjid semi permanen ini menghabiskan biaya sekitar Rp 80 juta," ujarnya.
Dia menyampaikan, dana yang digunakan untuk membangun masjid semi permanen bersumber dari masyarakat dan pengusaha Muslim serta donasi dari pemerintah daerah. DMI juga mengajak masyarakat untuk membantu korban bencana yang membutuhkan tempat ibadah.
DMI mencatat, ratusan masjid di Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong dan Kota Palu rusak akibat bencana. Pendataan jumlah masjid yang rusak masih terus berjalan. Berdasarkan data sampai 21 Oktober 2018, Yadi mengatakan, sebanyak 191 masjid rusak, 50 di antaranya rusak total sampai tidak bisa digunakan. "Masjid-masjid yang rusak total tersebut ada yang roboh, hilang dan miring sehingga harus dirobohkan karena tidak bisa digunakan lagi," terangnya.
Menurut Yadi, selain masjid yang rusak total, ada banyak masjid yang retak dindingnya dan atapnya roboh. Tapi sisa bangunannya masih bisa digunakan sehingga tinggal direnovasi saja.
Sebelumnya, tim DMI masuk ke Sulawesi Tengah pada 12 hingga 21 Oktober. Tim DMI sudah sudah memasang 25 paket sound system di masjid darurat dan mushala. Tim DMI juga menyediakan karpet untuk masjid darurat dan mushala.