REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Al Irsyad Al Islamiyyah, KH Abdullah Djaidi mengimbau kepada seluruh kadernya untuk menyikapi insiden pembakaran kalimat tauhid dengan santun. Dia pun menganjurkan kepada anggotanya untuk tidak mengikuti aksi unjuk rasa, sehingga tidak membuat situasi semakin memanas.
Menurut Kiai Abdullah Djaidi, kasus pembekaran bendera kalimat tauhid itu cukup diserahkan kepada proses hukum. "Kalau kita Al Irsyad itu tentu kita ingin menyikapi sesuatu itu dengan cara-cara yang santun dan lebih baik," ujar Djaidi saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (24/10).
Namun, dia menegaskan bahwa siapapun harus menghormati sebuah bendera yang terdapat kalimat tauhid. Menurut dia, sebagai seorang muslim hendaknya memiliki naluri ketuhanan, sehingga tidak seharusnya pembakaran bendera itu terjadi.
"Sebagai seorang muslim tentunya harus punya suatu naluri, tidak hanya sekadar naluri kemanusiaan tapi naluri ketuhanan, naluri ketauhidan," ucapnya.
Djaidi mengapresiasi pimpinan ormas dan tokoh agama yang sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menyikapi insiden yang menimbulkan pro kontra di kalangan tersebut.
Djaidi menyarankan kepada pemerintah untuk melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh yang menggerakkam aksi tersebut, sehingga Aksi Bela Tauhid tidak dilakukan lagi. "Ajaklah mereka-mereka ini agar supaya mendengar secara transparan, ajaklah kepolisian juga," jelasnya.