Ahad 28 Oct 2018 16:37 WIB

MUI DKI Jakarta Muzakaroh Ulama

Muzakaroh ini bertujuan untuk meneguhkan peran ulama sebagai pemersatu,

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) berjabatan tangan dengan Ketua MUI Pusat Abdullah Jaidi (kiri) dan Ketua Pengurus MUI DKI Jakarta Syarifuddi Abdul Ghani (tengah) seusai meresmikan pembukaan Musyawarah Daerah Majelis Ulama Indonesia (Musda MUI) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 di Balaikota, Jakarta, Selasa (9/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) berjabatan tangan dengan Ketua MUI Pusat Abdullah Jaidi (kiri) dan Ketua Pengurus MUI DKI Jakarta Syarifuddi Abdul Ghani (tengah) seusai meresmikan pembukaan Musyawarah Daerah Majelis Ulama Indonesia (Musda MUI) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 di Balaikota, Jakarta, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Pusat menggelar Muzakaroh Ulama se-Jakarta Pusat di Gedung Serbaguna Wali Kota Jakarta Pusat. Muzakaroh tersebut mengusung tema Meneguhkan Peran Ulama Sebagai Pemersatu Bangsa.

Ketua MUI Jakarta Pusat, KH Yusuf Aman mengatakan, Muzakaroh Ulama menjadi refleksi akhir tahun guna mensosialisasikan visi dan misi MUI di semua kecamatan dan kelurahan. Supaya terciptanya kondisi kehidupan masyarakat baik. 

Demi terciptanya kondisi yang baik, dia mengingatkan agar para pemuda bisa berpikir jernih supaya tidak mudah diadu domba. "Pemuda jangan seperti jangkrik, di kilik-kilik sedikit langsung berantem," kata KH Yusuf melalui siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (27/10) malam.

KH Yusuf yang juga Sekretaris Umum MUI Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan, pihaknya ingin merealisasikan rencang pembentukan MUI di tingkat kelurahan di Jakarta Pusat. Serta membuat papan nama untuk MUI di tingkat kecamatan. 

Dia Ingin menjadikan MUI Jakarta Pusat sebagai miniatur dan menjadi contoh bagi MUI di daerah lain. Selain itu ingin membangun perekonomian masyarakat.

Ketua Umum MUI DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar saat Muzakaroh Ulama menjelaskan tentang peran ulama. Menurutnya, kekuasaan dengan agama tidak dapat dipisahkan karena agama merupakan pondasi atau landasan segalanya. Dalam pemerintahan terdapat dua golongan yang harus berperan yaitu ulama dan umaro. Jadi tidak boleh ada pihak ketiga di antara ulama dan umaro.

Rektor UIN Syarif Hidayatullah, DR Dede Rosyada yang menjadi pembicara di Muzakaroh Ulama menjelaskan, ulama berperan sebagai perekat umat. "Ulama harus bisa menjelaskan kebijakan pemerintah yang bersifat positif, dan berpesan kepada umat agar terus belajar memahami Alquran," ujarnya.

Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Meghantara saat menghadiri Muzakaroh Ulama menyampaikan visi pemerintahannya. Yaitu mewujudkan kota yang maju, lestari dan berbudaya. Serta warganya terlibat dalam wujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semuanya.

"Peradaban disini tidak secara hablumminannas, tetapi juga hablumminallah, Jakarta Pusat menjadi barometer semua kegiatan, bebas berpendapat, kami siap melayani umat," jelas Bayu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement