REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Perusahaan multinasional Prancis, Veolia ikut menandatangani komitmen global untuk memberantas limbah plastik di sela kegiatan Our Ocean Conference 2018 di Nusa Dua, Bali. Komitmen ini didukung berbagai produsen, merek, pengecer, dan pendaur ulang kemasan plastik terkemuka di dunia.
Program ini diprakarsai oleh Ellen MacArthur Foundation berkolaborasi dengan lembaga PBB, United Nations Environment Programme (UNEP). Senior Executive Vice President Development, Innovation and Markets Veolia, Laurent Auguste mengatakan Veolia akan memperluas bisnis daur ulang plastiknya lima persen hingga 2025.
"Nilainya mencapai satu miliar euro (setara Rp 17,321 triliun, kurs Rp 17.321 per euro). Perusahaan ingin berkontribusi meningkatkan volume dan kualitas plastik daur ulang, mendorong pengembangan pasar, dan memenuhi permintaan yang terus meningkat," katanya, Selasa (30/10).
Komitmen global pemberantasan limbah plastik memiliki tiga tujuan utama. Pertama, menghentikan produksi kemasan plastik sekali pakai dan menggiatkan penggunaan kemasan daur ulang.
Kedua, berinovasi untuk memastikan 100 persen kemasan plastik yang diproduksi bisa digunakan kembali, didaur ulang, atau dijadikan kompos maksimal 2025. Ketiga, memperluas pasar plastik daur ulang yang bisa diolah menjadi kemasan atau produk baru. Pencapaian target-target di atas akan ditinjau setiap 18 bulan. Data tahunannya pun akan dipublikasikan untuk transparansi.
"Kami sadar membersihkan lautan dan pantai dari limbah plastik adalah tugas penting, meski ini tidak serta merta bisa menghentikan jumlah sampah plastik yang masuk ke lautan setiap tahunnya," kata pendiri Ellen MacArthur Foundation, Dame Ellen MacArthur.
Ellen MacArthur menilai seluruh pihak perlu bergerak dari hulu hingga hilir. Komitmen global bersama pemerintah, swasta, dan mitra lain seluruh dunia bisa menciptakan lingkaran ekonomi yang sehat untuk plastik.
Direktur UNEP, Erik Solheim menambahkan pencemaran plastik di lautan sudah sangat kritis dan mengganggu. Target-target komitmen global di atas dinilainya sudah sangat ambisius untuk memerangi polusi plastik.
"Komitmen ini menetapkan langkah-langkah yang harus diambil pemerintah dan pengusaha jika ingin menemukan solusi dari akar penyebab polusi plastik," katanya.
Our Ocean Conference yang berlangsung 29-30 Oktober 2018 di Bali mengangkat tema 'Our Ocean, Our Heritage.' Ekosistem laut dalam beberapa dekade terakhir mengalami kemerosotan tajam dari sisi kualitas. Untuk membalikkan tren ini, dunia perlu berinvestasi menemukan solusi inovatif untuk ekonomi biru, keselamatan maritim, kawasan konservasi laut, perikanan berkelanjutan, polusi laut, dan dampak perubahan iklim.