REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Yohana Yambise menekankan perlunya penguatan pelatihan terhadap calon TKI sebelum diberangkatkan bekerja ke luar negeri. Pelatihan ini diharapkan dilakukan oleh lembaga yang menyalurkan TKI.
Yohana ingin pelatihan ini mampu meningkatkan kualitas sumberdaya TKI. Sehingga para TKW memiliki bekal yang memadai untuk bertahan hidup di luar negeri.
"Hal-hal itu jadi perhatian jangan dibiarkan mereka (TKI) pergi tanpa pelatihan," katanya pada Republika.co.id saat ditemui di kantornya, Selasa (31/10).
Ia menyebut ada sejumlah pelatihan yang perlu ditingkatkan. Pertama, pelatihan bahasa asing di mana TKI akan bekerja. Kedua, pembekalan materi budaya di daerah tujuan.
"Pelatihan bahasa harus kuat, cross culture budaya negara target. Sehingga bisa pertahankan diri bila dianiaya majikan atau kekerasan seksual. Mereka dilatih untuk itu," ujarnya.
Ia menekankan agar perusahaan pengirim TKI jeli dalam melakukan pelatihan dan pembekalan. Tujuannya menghindari kasus TKI berhadapan dengan hukum di kemudian hari.
"Saya pesan ke perusahaan yang siapkan TKI itu harus teliti persiapkan karena banyak kasus terjadi," ucapnya.
Apalagi proses keberangkatan TKI ke luar negeri pun kerap menghadapi masalah administrasi.
"Kami sidak ke Cisarua atau Ciracas lihat perempuan disana disekap hampir 3 bulan. Mereka tidak capai target syarat. Ternyata mereka punya paspor tapi surat izin enggak ada," ungkapnya.
Baru-baru ini, kerajaan Arab Saudi kembali mengeksekusi mati TKI Indonesia atas nama Tuti Tursilawati. Eksekusi itu mendapat kecaman keras pemerintah Indonesia. Apalagi eksekusi dilakukan tanpa menyampaikan pemberitahuan lebih dulu ke pemerintah Indonesia.