Kamis 01 Nov 2018 11:51 WIB

BPS: Inflasi Oktober 0,28 Persen

Inflasi terkendali karena masih di bawah 3,5 persen

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Friska Yolanda
Petugas dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan inspeksi mendadak ketersediaan telur ayam di pasar Pahing, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (10/7). Sepekan terakhir harga telur ayam terus mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp21.000 menjadi Rp26.000 per kilogram karena pasokan telur menurun hingga 30 persen akibat cuaca buruk.
Foto: Prasetya Fauzani/Antara
Petugas dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan inspeksi mendadak ketersediaan telur ayam di pasar Pahing, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (10/7). Sepekan terakhir harga telur ayam terus mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp21.000 menjadi Rp26.000 per kilogram karena pasokan telur menurun hingga 30 persen akibat cuaca buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Oktober 2018 adalah sebesar 0,28 persen. Inflasi secara kumulatif Januari hingga Oktober 2018 adalah sebesar 2,22 persen. Sementara, inflasi tahun ke tahun terjaga di level 3,16 persen. 

"Ini bisa disimpulkan terkendali karena masih di bawah 3,5 persen (yoy)," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Kamis (1/11). 

Dari 82 kota survei Indeks Harga Konsumen (IHK), terdapat 66 kota yang mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 2,27 persen dan deflasi tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 0,74 persen. 

Tingkat inflasi Oktober 2018, lebih tinggi dibandingkan inflasi Oktober 2017 yang sebesar 0,01 persen dan Oktober 2016 yang sebesar 0,14 persen. 

Sementara, untuk inflasi tahunan pada Oktober 2018 lebih rendah dibandingkan inflasi Oktober 2017 yang sebesar 3,58 persen (yoy) dan Oktober 2016 yang sebesar 3,31 persen (yoy). 

Suhariyanto mengatakan, level inflasi saat ini masih terjaga dan sesuai dengan target pemerintah di akhir tahun yang sebesar 3,5 persen. Kendati demikian, Suhariyanto tetap meminta pemerintah waspada terkait faktor musiman kenaikan inflasi di akhir tahun. 

"Tetap perlu diwaspadai infasi di akhir tahun karena ada liburan natal dan tahun baru," kata Suhariyanto. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement