Ahad 04 Nov 2018 12:32 WIB

Ketika UMKM Binaan PKC Tetap Survive Saat Rupiah Melemah

Dalam sebulan usaha mampu memproduksi tiga sampai empat ton jeruk nipis segar.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Manajer Humas dan Komunikasi PT Pupuk Kujang Cikampek, Ade Cahya Kurniawan, saat mengunjungi UMKM olahan jeruk nipis milik Nunung Nurhayati, di Desa/Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, akhir pekan kemarin. UMKM ini, merupakan salah satu dari 116 mitra binaan produsen pupuk tersebut.
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih
Manajer Humas dan Komunikasi PT Pupuk Kujang Cikampek, Ade Cahya Kurniawan, saat mengunjungi UMKM olahan jeruk nipis milik Nunung Nurhayati, di Desa/Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, akhir pekan kemarin. UMKM ini, merupakan salah satu dari 116 mitra binaan produsen pupuk tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), membina sedikitnya 116 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tersebar di Jawa Barat. Produsen pupuk tersebut, memberikan bantuan modal bagi pengusaha UMKM itu. Dengan kemitraan ini, diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Manajer Humas dan Komunikasi PT Pupuk Kujang Cikampek, Ade Cahya Kurniawan, mengatakan, 116 UMKM tersebut hingga kini masih aktif berproduksi. Mayoritas mereka, bergerak di sektor usaha makanan dan minuman. UMKM ini, diberikan pinjaman modal usaha sesuai dengan proposal yang diajukan.

"Dengan adanya kerja sama ini, menjadikan spirit bagi dunia usaha di sektor UMKM. Karena sektor ini, masih bisa survive di tengah gempuran krisis ekonomi global. Seperti, kenaikan nilai dolar," ujar Ade, kepada Republika.co.id, Ahad (4/11).

Menurut Ade, payung hukum yang jadi landasan kemitraan ini merujuk pada Permen No 02/MBU/07/2017. Kerja sama ini, akan terus berlangsung. Seiring dengan positifnya iklim di dunia UMKM tersebut. 

Ade mengaku, dari 116 UMKM yang jadi mitra binaan Kujang, salah satunya ada di Kabupaten Kuningan. Yakni, perajin dari olahan jeruk nipis. Sampai saat ini, usaha mitra binaan tersebut memerlihatkan tren yang sangat positif.

"Mitra binaan kita di Kuningan, salah satunya UPPKS Jernip Kencana milik Nunung Nurhayati," ujarnya.

Pemilik perusahaan jeruk nipis peras (Jernip) Kencana, yang terletak di Dusun Wage RT 06/02, Desa/Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Nunung Nurhayati (62 tahun) mengatakan, usahanya ini dirintis sejak 1996 lalu. Usaha ini, sempat fluktuasi. Salah satunya, dipengaruhi permodalan yang minim.

"Tetapi, saat ini usaha kita cenderung stabil, sejak menjadi mitra binaan PT Pupuk Kujang," ujar Nunung. 

Nunung menceritakan, dalam sebulan usahanya ini mampu memproduksi tiga sampai empat ton jeruk nipis segar. Jeruk ini, diolah menjadi minuman dengan rasa asam dipadukan dengan manis. Dari empat ton jeruk nipis ini, menggasilkan 1.000 dus. Untuk satu dusnya, berisi 12 botol yang kapasitasnya 630 ml per botolnya.

Untuk hasilnya, lanjut Nunung, tergantung dari kualitas jeruknya. Sebab, ada jeruk yang ketika diperas, airnya banyak. Ada juga, yang sedikit. Karena itu, hasil perasan jeruk nipis ini tidak tentu bisa 1.000 dus. Bisa, lebih atau kurang.

Sampai saat ini, lanjut Nunung, jeruk nipis yang menjadi bahan baku utama usahanya ini, didatangkan dari berbagai daerah. Seperti, Aceh, Medan, Lampung, dan Indramayu. 

photo
Dari empat ton jeruk nipis ini, menggasilkan 1.000 dus. Untuk satu dusnya, berisi 12 botol yang kapasitasnya 630 ml per botolnya. (Foto: Ita Nina Winarsih/Republika)

Kemudian, pangsa pasar olahan jeruk nipis ini, mayoritas masih didominasi untuk kebutuhan lokal warga Jawa Barat dan Jakarta. Namun, air jeruk nipis segar ini, juga sudah menembus pasar Jateng, Sulawesi dan Bali. 

"Ke luar negeri juga sudah, tapi masih dibawa oleh perorangan sebagai oleh-oleh. Seperti, ke Jepang dan Korea Selatan," ujar ibu tiga anak ini.

Saat ini, usaha Nunung masih memertahankan ciri khas ketradisionalan. Sebab, jeruk nipis ini masih di olah dengan cara tradisional dan manual. Dengan melibatkan 20 karyawan, yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga setempat.

Alasan Nunung masih memertahankan pola pengolahan tradisional, supaya kandungan atsirin dalam jeruk nipis ini tidak hilang. Sebab, atsirin ini sangat bagus. Selain itu, supaya kandungan vitamin C, kalsium dan hormo X nya juga tidak berkurang. 

"Kita ingin, minuman dari olahan jeruk nipis ini, bukan sebagai pelepas dahaga saja. Melainkan, sebagai pelengkap gizi bagi keluarga," ujar Nunung. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement