REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Ajang TNI International Marathon di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menarik minat wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di Lombok untuk ikut menyaksikan.
Selain lomba lari yang terbagi dalam empat kategori, sejumlah atraksi seperti 73 penerjun profesional TNI-Polri dan enam penerbang Jupiter Aerobatic Team (JAT) serta pameran Alutsista dan kuliner menambah semarak ajang yang menjadi rangkaian HUT TNI ke-73.
Seorang wisatawan mancanegara, Steve, mengaku, senang menyaksikan berbagai acara di KEK Mandalika. Pria berkewarganegaraan Belgia itu menilai ajang yang digelar di KEK Mandalika sangat menarik lantaran berada di lokasi yang sangat indah.
"Sangat bagus acaranya dan terlihat sangat terorganisasi dengan baik, kami suka melihatnya," ujar Steve kepada Republika.co.id, di sela-sela ajang TNI International Marathon di KEK Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Ahad (4/11).
Steve bersama istrinya, Careen, sudah tinggal di Lombok selama setahun terakhir. Menurutnya, sektor pariwisata memang mengalami penurunan dari segi kunjungan wisatawan lantaran terjadi gempa. Namun, dia meyakini proses pemulihan pariwisata di Lombok akan segera terealisasi, terlebih jika semakin banyaknya event bertaraf nasional dan internasional diselenggarakan di Lombok.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berencana menjadikan ajang TNI International Marathon sebagai event tahunan untuk memperingati memperingati HUT TNI. Hadi menjelaskan, pemilihan lokasi acara di Mandalika ini sudah dibahas dan diputuskan sebelum terjadinya gempa.
"Jadwal pelaksanaannya sempat tertunda sekitar sebulan karena masyarakat NTB sedang dalam kondisi berduka sehingga rencana awal pada 23 September akhirnya kita ubah dan baru bisa kita dilaksanakan saat ini," ujar Hadi.
Hadi memuji semangat masyarakat Lombok yang telah siap menerima kunjungan para wisatawan, bahkan mampu menggelar event berskala internasional tersebut. Mengenai lokasi TNI International Marathon pada tahun berikutnya, TNI akan kembali membahasnya dengan melihat potensi pariwisata yang ada di Indonesia.
"Untuk lokasi penyelenggaraan tahun depan, nanti kita akan lihat. Kalau lokasinya bagus, bisa saja diselenggarakan di Komodo atau Raja Ampat, atau daerah destinasi wisata lainnya untuk turut mempromosikan potensi pariwisata di Indonesia," kata Hadi.