Senin 05 Nov 2018 16:54 WIB

Inggris Desak PBB Akhiri Perang Yaman

PBB didesak menemukan solusi politik bagi pihak yang berkonflik di Yaman.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Foto: Reuters
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan akan mendorong Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan untuk mengakhiri konflik Yaman. Ia pun akan berupaya menemukan solusi politik bagi pihak-pihak yang terlibat pertikaian di negara tersebut.

Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris mengungkapkan, Hunt telah sepakat dengan Utusan Khsusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths bahwa saat ini adalah waktu yang tepat bagi Dewan Keamanan mendukung proses perdamaian yang dipimpin PBB. “Tindakan yang diambil Inggris di Dewan Keamanan PBB akan membantu menuju tujuan itu, memastikan gencatan senjata penuh, ketika itu terjadi, (gencatan senjata) sepenuhnya diterapkan,” kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (5/11).

Inggris menilai gencatan senjata hanya akan terlaksana penuh jika didukung kesepakatan politik antara pihak yang berkonflik. Oleh sebab itu, Hunt berupaya merealisasikan hal tersebut.

Menurut Hunt, perkembangan politik baru-baru ini telah menciptakan tanda-tanda untuk mengakhiri konflik Yaman. “Sekarang untuk pertama kalinya sepertinya ada jendela di mana kedua belah pihak dapat didorong untuk datang ke meja, menghentikan pembunuhan dan menemukan solusi politik yang merupakan satu-satunya cara jangka panjang untuk keluar dari bencana,” kata Hunt pada Jumat pekan lalu.

Kendati tidak menyebut secara spesifik tentang perkembangan politik tersebut, tapi Hunt menegaskan akan berusaha mewujudkan solusi politk untuk pihak-pihak yang bertikai di Yaman. “Inggris akan menggunakan semua pengaruhnya untuk mendorong pendekatan semacam itu,” ujarnya.

Perang Yaman meletus pada 2014, tepatnya ketika pemberontak Houthi melancarkan serangan dan menguasai Ibu Kota Yaman Sanaa. Kemudian pada 2015, koalisi militer yang dipimpin Saudi melakukan intervensi guna mendukung pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional. Intervensi militer juga dilakukan karena koalisi Saudi menilai kelompok Houthi sebagai ancaman. Riyadh menuding Houthi memperoleh sokongan dari Iran.

Sejak melakukan agresi ke Yaman, koalisi Saudi telah memberlakukan blokade parsial terhadap pelabuhan Hodeida. Saudi mengklaim hal itu dilakukan agar pengiriman senjata Iran ke Houthi dapat dihentikan. Kendati demikian, Iran telah menyangkal bahwa mereka memasok senjata untuk Houthi.

Perang Yaman telah menyebabkan hampir 10 ribu orang terbunuh. Konflik itu pun telah memaksa sekitar 3 juta penduduk Yaman mengungsi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement