Kamis 08 Nov 2018 05:15 WIB

Darmin: Rupiah Menguat karena Undervalued

Pergerakan rupiahmasih akan dipengaruhi oleh kondisi eksternal

Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. ilustrasi
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS perlahan mulai menguat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kurs mata uang yang mulai mendekati nilai wajar sesuai fundamental (undervalued) menjadi penyebab terjadinya penguatan rupiah terhadap dolar AS.

"Terlihat sekarang bahwa market itu menganggap rupiah sudah terlalu murah," kata Darmin di Jakarta, Rabu (7/11).

Darmin menjelaskan nilai rupiah yang dihargai 'terlalu murah' akan membuat pasar obligasi domestik menjadi atraktif dan modal asing kembali masuk ke Indonesia dalam jangka pendek. "Modal asingnya ada yang mulai masuk dan membuat rupiah mulai menguat," kata mantan Gubernur Bank Indonesia ini.

Namun, menurut dia, pergerakan rupiah ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti perundingan dagang AS-Cina atau normalisasi kebijakan moneter The Fed hingga akhir tahun.

Menurut Darmin, pemerintah siap merespon momentum apresiasi rupiah terhadap dolar AS melalui penguatan kebijakan dengan merumuskan strategi baru. 

Dalam beberapa hari terakhir, rupiah mengalami penguatan hingga tercatat sebesar Rp 14.594 per dolar AS, pada Rabu sore (7/11). Meski sempat mengalami perlemahan hingga Rp 15.300-an per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menilai pergerakan nilai tukar rupiah ini memperlihatkan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat. Ia mengatakan ekonomi Indonesia tetap tumbuh meski dibayangi kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia, yang salah satunya dipicu oleh perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok.

"Investor mulai merespon positif situasi di Indonesia sehingga sejumlah aset berdenominasi rupiah cukup diminati, sehingga permintaan terhadap rupiah naik," katanya.

Rully menambahkan data cadangan devisa Indonesia yang meningkat, sesuai dengan harapan pasar turut menjadi faktor positif bagi fluktuasi rupiah.

Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat 115,2 miliar dolar AS pada akhir Oktober 2018, meningkat dibandingkan dengan 114,8 miliar dolar AS pada akhir September 2018.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement