REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan Sustainable Development Goals (SDGs) di Kota Bengkulu. Peluncuran SDGs ini merupakan hasil kerjasama dari unsur pemerintah, Baznas, Lembaga Amil Zakat (LAZ), Filantropi Indonesia, kampus dan lembaga swadaya masyarakat.
Dari unsur pemerintah melibatkan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Pemerintah Kota Bengkulu. Dari kampus turut berpartisipasi Universitas Bengkulu, IAIN Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Dehasen dan Universitas Hezairin. Lembaga Swadaya Masyarakat melibatkan Koalisi Perempuan Indonesia, Cahaya Perempuan dan BKM Maju Jaya. Dari gerakan zakat berperan aktif LAZ IZI, Yakesma, LAZISMU, LAZISNU, BMH, Baznas Provinsi Bengkulu dan Baznas Kota Bengkulu.
Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia, Hamid Abidin mengatakan, pihaknya mendorong dan memfasilitasi kemitraan ini karena sejalan dengan prinsip integrasi dalam SDGs. "Melalui kemitraan, persoalan perkotaan di Bengkulu bisa diatasi secara bersama. Masing-masing pihak juga berkontribusi sesuai dengan kapasitas dan sumberdaya yang dimiliki. Ini bisa jadi model kemitraan dengan plarform SDGs yg bisa dicontoh kota-kota lainnya di Indonesia," katanya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id.
Baznas melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program pengelolaan sampah menjadi biji plastik serta membantu para pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk memiliki gerai berdagang dan dapat mengemas produk dengan lebih baik. Selain itu Baznas juga memberikan dorongan dari sisi spiritual melalui dai-dai yang akan membangun kesadaran dalam pelestarian lingkungan agar masyarakat dapat cepat menyesuaikan diri dengan tujuan-tujuan SDGs.
Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas, Randi Swandaru mengatakan, tahap awal dari dua program yang Baznas laksanakan, bermanfaat bagi lebih dari 600 kepala keluarga kurang mampu di pusat kota Bengkulu. "Pengembangan Kota SDGs ini sejalan dengan semangat zakat, yakni pembangunan manusia. Baznas mendorong berbagai program yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui Program Waze Manajemen System dengan memanfaatkan limbah menjadi produk berdayaguna," katanya.
Dalam program pengelolaan sampah kota, Baznas memberikan mesin pengolah sampah plastik menjadi biji plastik agar produk yang dihasilkan memiliki nilai lebih. Setelah dipilah, sampah organik diproses untuk menjadi pupuk bagi tanaman Urban Farming. Sementara itu limbah lain diproses menjadi produk kerajinan dengan berbagai varian.
Dalam penguatan UKM, Baznas membantu membangunkan gerai berjualan di wilayah dermaga dan kawasan wisata mangrove yang strategis. Pelaku UKM lain memperoleh bantuan pengemasan produk sehingga lebih memiliki nilai jual. Pemerintah Kota Bengkulu berharap, Kelurahan Sumber Jaya dapat menjadi titik awal untuk pencapaian SDGs di seluruh wilayah Kota Bengkulu, sehingga dapat mengangkat derajat kehidupan warga kota Bengkulu.
"Kami sangat mendukung kepercayaan Kota Bengkulu sebagai kota SDGs pertama di Indonesia. Semoga seluruh program dapat memberi manfaat besar dan berkelanjutan bagi masyarakat Kota Bengkulu," katanya.