Ahad 11 Nov 2018 19:15 WIB

Produksi Jagung Pakan di Kediri Melimpah

Total produksi jagung pakan di bulan November mencapai 31,8 ribu ton.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Muhammad Hafil
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi dalam acara Gerakan Panen Jagung Serentak bersama Kementerian Pertanian (Kementan) di Desa Pelemahan, Kecamatan Pelemahan, Kediri, Ahad (11/11)
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi dalam acara Gerakan Panen Jagung Serentak bersama Kementerian Pertanian (Kementan) di Desa Pelemahan, Kecamatan Pelemahan, Kediri, Ahad (11/11)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Produksi jagung pakan ternak di Kediri melimpah. Total produksi jagung November 2018 mencapai 31,8 ribu ton.

Bupati Kediri Haryanti Sutrisno mengatakan, angka produksi tersebut dihasilkan dari luas total panen November 2018 di Kediri seluas 4,9 ribu hektare dengan produktivitas 6,5 ton per hektare. Harga jagung di tingkat petani pun stabil Rp 5.050 per kg sehingga tidak lagi menyebabkan harga pakan mahal.

"Sebelumnya di harga Rp 5.500 per kg, peternak menangis. Kita telusuri mahalnya harga jagung karena jagung yang dihasilkan di Kediri ini dibawa keluar oleh pengusaha besar sehingga terjadi kelangkaan jagung untuk pakan," katanya pada kegiatan Gerakan Panen Jagung Serentak bersama Kementerian Pertanian (Kementan) di Desa Pelemahan, Kecamatan Pelemahan, Kediri, Ahad (11/11).

Perusahaan besar menguasai hingga 70 persen jagung pakan di Kediri. Ini berdasarkan hasil penelusuran yang mengungkapkan kondisi nyata di lapangan, sehingga ke depan praktik bisnis yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar ini harus dihentikan.

"Solusi ke depan, kami akan optimalkan BUMD untuk menampung jagung supaya tidak terjadi kekosongan pasokan. Kemudian, stok jagung di Bulog kami berharap harus dioptimalkan sebagai buffer stock," kata dia.

Haryanti mengapresiasi dukungan Kementerian Pertanian yang terus memacu peningkatan produksi jagung di Kediri melalui pemberian berbagai jenis bantuan. Petani merasakan bantuan benih, pupuk dan alat mesin pertanian.

"Kami sangat mengapresiasi perhatian Kementan, selalu support traktor dan alat mesin lainnya, bibit dan pupuk. Dengan bertambahnya area dan jumlah bibit yang ditanam, bantuan pupuk harus bertambah," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menegaskan gerakan panen jagung secara serentak tersebut dapat menjadi bukti petani masih bisa mencukupi kebutuhan jagung saat ini. Produksi jagung secara nasional, sejak Januari-September 2018 sudah diekspor sebanyak 372 ribu ton. Jika dikurangi rencana impor 100 ribu ton, diperoleh surplus 272 ribu ton.

"Dan jika ditambah lagi dengan menghemat stop impor selama ini sekitar 3,5 juta ton per tahun setara Rp 10 triliun, maka surplus total menjadi 3,77 juta ton setahun. Tahun lalu 2017, tidak ada impor jagung pakan ternak," tegasnya.

Lahan jagung di Kediri tidak hanya untuk pakan, tapi juga untuk benih dan jagung manis yang sudah bekerjasama dengan perusahaan multinasional.

Sementara, kata dia, total produksi jagung pakan di bulan November 2018 sebesar 31,8 ribu ton. Jika dikalikan harga jagung Rp 5.050 per kg maka pendapatan petani di Kediri bulan ini sebesar Rp 160 miliar.

Petani di Kediri terus mengolah tanah, menanam dan memanen jagung. Jarak tanam dirapatkan dari 32 ribu batang per hektare menjadi 60 ribu batang per hektare. Penggunaan pupuk organik yang baik diakui Suwandi bisa membuat setiap batang bertongkol dua dan produktivitas menjadi 11 ton per hektare.

"Jadi ke depan stok jagung melimpah, kebutuhan dalam negeri bisa kita penuhi sendiri," katanya.

Guna mengintensifkan lahan, petani dapat melakukan pola tanam tumpang sari antara jagung dengan tanaman sayuran atau tanaman lainnya. Dengan begitu, pendapatan petani bisa bertambah.

Untuk itu, pembenahan aspek hilir dan berbagai program dalam memacu peningkatan produksi sehingga kesejahteraan petani terus meningkat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement