REPUBLIKA.CO.ID, PORT ELIZABETH--Belanda dan Brasil datang ke Afrika Selatan untuk menang. Dan mereka sepakat dalam satu hal; Persetan dengan sepak bola indah dan bersiap saling adu pragmatis di lapangan hijau.
Hebatya lagi, dua tim itu harus bertemu di di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, Jumat malam (2/7), untuk memperebutkan tiket ke semifinal Piala Dunia 2010.
Pelatih Belanda, Bert van Marwijk, dengan tegas telah mengatakan skuadnya akan menggunakan segala cara untuk meraih podium tertinggi di Piala Dunia pertama yang digelar di Afrika itu.
"Bagus jika kami bisa menang dengan sepak bola indah tetapi ketika menerima pekerjaan ini saya telah katakan bahwa kami juga harus belajar untuk menang dengan permainan buruk," ujar Marwijk.
Pernyataan Marwijk itu juga seperti memberi sedikit bocoran bagaimana Belanda akan bermain melawan Brasil yang terkenal dengan serangan baliknya.
Banyak yang percaya Belanda akan bermain tertutup dan bermain sabar dengan memaksimalkan penguasaan bola. Belanda akan belajar dari kesalahan Chile yang berani bermain terbuka dengan tim 'Samba' dan menerima hasil akhir naas, kebobolan tiga gol.
Sementara, Brasil sadar betul bahwa ancaman paling nyata dari tim 'Oranye' hadir dalam wujud Arjen Robben. Kemampuan Michel Bastos, bek kiri Brasil, untuk meredam Robben akan menjadi kunci pertahanan tim Samba.
Tetapi Dunga bisa meniru taktik Jose Mourinho memerintahkan anak buahnya menutup peluang Robben untuk menembak dengan kaki kiri saat Inter Milan mengalahkan Bayern Munchen, klub Robben.
Catatan Pertemuan
Belanda dan Brasil telah bertemu sembilan kali. Dari sejumlah laga itu tim Oranye hanya meraih dua kemenangan sementara Brasil tiga kali keluar sebagai pemenang dan empat lagi sisanya berakhir imbang.
Sepanjang sejarah Piala Dunia Belanda dan Brasil telah bertemu tiga kali. Tahun 1974 Belanda mengalahkan Brasil 2-0 di putaran kedua penyisihan grup.
Pertemuan dua negara kembali terulang 20 tahun kemudian di Amerika Serikat, tetapi kali ini Brasil berhasil membalas dengan melibas Belanda 3-2 di babak perempat final.
Di semifinal Piala Dunia Prancis 1994, duel dua negara itu berlangsung dramatis karena harus berakhir dalam adu penalti. Brasil lolos ke final setelah Kiper Taffarel berhasil menghalau dua tembakan dari Phillip Cocu dan Ronald De Boer.
Fokus Pemain
Robinho tampaknya akan kembali menjadi tumpuan Brasil seperti ketika menjadi 'man of the match' saat mengalahkan Chile 3-0. Absennya Elano akibat cidera engkel dan keraguan atas Julio Baptista yang belum pulih dari cedera lutut semakin menempatkan pemain Santos itu di pusaran permainan Brasil.
Sementara di kubu Belanda Sneijder tampaknya menjadi pusat kreativitas permainan Belanda. Umpannya bagi Arjen Robben di dua laga terakhir Belanda dan dua golnya ke gawang Slowakia dan Jepang membuktikan pengaruhnya di skuad Oranye.
Data Laga
Wasit Utama: Yuichi Nishimura (Jepang)
Wasit Garis: Toru Sagara (Jepang) dan Jeong Hae-sang (Korea Selatan)
Wasit Keempat: Khalil Al-Ghamdi (Arab Saudi)
Pemain dengan Kartu kuning: Nigel De Jong, Robin Van Persie, Gregory Van der Wiel, Dirk Kuyt, Rafael Van der Vaart, Giovanni Van Bronckhorst, Arjen Robben, Maarten Stekelenburg (Belanda); Luis Fabiano, Juan, Felipe Melo, dan Kaka (Brasil).
Larangan bermain karena akumulasi kartu kuning/merah: Ramirez (Brasil).