Rabu 16 Jun 2010 05:01 WIB

Dua Muslim di Lini Tengah Jerman

Rep: Abdullah Sammy / Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID,  JOHANNESBURG--Kehilangan Michael Ballack ternyata tidak menjadi masalah besar bagi tim Panser Jerman. Ini tergambar kala tim Panser memainkan partai perdananya di Piala Dunia melawan tim kuda hitam Australia. Tanpa Ballack, Jerman mampu menampilkan permainan gemilang dan menutup pertandingan dengan kemenangan telak 4-0.

Di pertandingan itu, muncul sosok gelandang tengah yang membuat seluruh Jerman melupakan absennya Ballack. Dia adalah Mesut Ozil, gelandang serang asal klub Werder Bremen.

Permainan Ozil saat merumput melawan Australia menuai banyak pujian. Pelatih tim nasional Jerman, Joachim Loew bahkan menyebut pemain kelahiran 15 October 1988 ini sebagai calon bintang piala dunia.

Selain Loew, rekan Ozil di timnas Jerman, Miroslav Klose menilai pemain keturunan Turki ini sebagai berkah bagi tim Bavaria. "Kami mencari sosok pemain nomor 10 dan dia pun datang di saat yang tepat. Benar-benar berkah yang luar biasa bagi Jerman memiliki pemain sepertinya," kata pemain yang mencetak satu gol ke gawang Australia itu.

Banyak pihak yang bertanya-tanya, apa rahasia yang dimiliki pemain berusia 23 tahun itu, sehingga mampu tampil ciamik. Pertanyaan ini coba dijawab Ozil.

Menurutnya, usaha dan kerja keras selama di pemusatan latihan menjadi kunci keberhasilan. "Kami diberi pemahaman lebih oleh pelatih, terutama dengan cara bermain di kompetisi besar seperti Piala Dunia. Saya berusaha keras untuk mengikuti arahannya dan semuanya kemudian berjalan baik," ujar Ozil seperti dikutip kantor berita AP, Selasa (16/6).

Uniknya, di lini tengah, Ozil bekerja sama dengan pemain Muslim lainnya, Sami Khedira, 22 tahun.  Warga keturunan Tunisia ini juga terus dipromosikan sebagai 'pengganti peran' kapten skuad timnas Jerman Michael Ballack yang absen karena cedera.

Pilihan pelatih Joachim Loew terhadap Khedira tentunya sangat beralasan karena bersama klubnya Stuttgart, dia berperan banyak dan memiliki rasa tangung jawab luar biasa.

Khedira pernah ditawari bergabung oleh pelatih timnas Tunisia asal Portugal, Umberto Coelho, namun pelatih skuad Jerman tidak mengizinkannya. Sebenarnya Khedira sendiri pernah berharap dapat bergabung dengan timnas Jerman pada Piala Dunia 2006. Namun harapannya itu baru terwujud pada piala dunia tahun ini.

Kalaulah Ballack tidak mengalami cedera dan empat pemain saingan tidak mengalami hal yang sama, mungkin Khedira tidak dapat bergabung dengan tim besutan Loew. Keberuntungan Khedira itu, tampaknya sesuai dengan pribahasa bahasa Arab yang artinya "musibah menimpa satu kaum terdapat manfaat". Dan ini tentunya berkah bagi Khedira untuk membuktikan bahwa dia pantas bergabung dengan timnas Jerman.

Kini, mari kita nanti bagaimana kelanjutan aksi dua pemain Muslim andalan Jerman ini di partai kedua Jerman melawan Serbia, Jumat (18/6) mendatang.

sumber : Berbagai sumber
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement