Senin 21 Jun 2010 17:31 WIB

Kaita Mendapat 1000 Ancaman Dibunuh dari Tanah Air

REPUBLIKA.CO.ID,DURBAN--Gelandang Nigeria Sani Kaita dibanjiri ancaman mati dari tanah airnya setelah ia dikeluarkan dari lapangan pertandingan saat the Super Eagle kalah 1-2 dari Yunani di pertandingan Grup B Piala Dunia, Kamis. "Kaita hingga kini sudah menerima lebih dari 1.000 ancaman di emailnya yang datangnya dari Nigeria," kata Juru Bicara Tim Peterside Idah, seperti dilaporkan Reuters.

"Kami menganggap ancaman-ancaman ini sangat serius. Kami sudah berbicara dengan Pemerintah Nigeria untuk memberitahu mereka tentang ancaman itu dan juga mengirim surat kepada FIFA untuk memberitahu mereka," kata Idah kepada Reuters melalui telefon dari pangkalan Nigeria, sekitar 200 km sebelah utara Durban.

Nigeria sedang unggul 1-0 pada pertandingan Kamis lalu, saat Kaita menendang pemain Yunani, Vassilis Torosidis di garis tepi lapangan di menit ke-33. Wasit memberinya kartu merah.

Tim negara Afrika Barat tersebut kebobolan dua gol, sehingga merusak kesempatan untuk melaju ke babak kedua turnamen tersebut di Afrika Selatan. "Kami menganggapnya sebagai masalah sangat serius karena dia anak muda yang mengabdikan dirinya kepada negara dan sepak bola," kata Idah.

"Itulah sebabnya tim menerima berita tentang ancaman mati itu dengan terkejut dan kecewa dan mendesak pihak berwenang di Nigeria untuk mengambil langkah-langkah guna melindunginya." Ia mengatakan gelandang berusia 24 tahun tersebut "sangat terguncang, tetapi, untungnya ia mendapat dukungan besar dari rekan-rekan satu timnya dan para ofisial tim".

Nigeria akan menghadapi Korea Selatan di stadion Moses Mabhiba di Durban hasi Selasa dan harus menang untuk maju ke babak selanjutnya.Juru bicara tim itu mengatakan para pemain belakang Taye Taiwo dan Elderson Echiejile, yangf mengalami cedera saat bertanding melawan Yunani semakin "sembuh benar" dan mungkin akan memperkuat timnya pada pertandingan terakhir grup tersebut.

sumber : ant/reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement