Senin 19 Nov 2018 18:18 WIB

Berjanji untuk Jujur

Berjanji untuk jujur adalah mulia.

Jujur itu pilihan (ilustrasi)
Foto: katamutiarabijak.net
Jujur itu pilihan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Arifin Ilham

Kita masih menantikan siapa saja yang akan menjadi wakil-wakil kita di gedung DPR/MPR nanti. Harapannya semoga mereka benar-benar memperjuangkan aspirasi keumatan di negeri ini.

Bukan sosok wakil rakyat yang berjuang untuk memperkaya diri dan keluarga atau partainya. Sekadar catatan untuk memberi ruang optimisme, penulis menilai persoalan terpenting untuk melepas dahaga harapan yang berlebihan adalah berjanji untuk jujur.

Menjadikan nyata kata dengan perbuatan. Kalau dibilang para wakil rakyat kita tidak jujur, haruslah jujur pula kita jawab ya. Banyak bohong wakil rakyat kita ini. Seringnya terdengar para wakil rakyat kita berurusan dengan KPK adalah salah satu buktinya.

Padahal hal yang pasti terjadi, jika seseorang tidak jujur dan sering berbohong, maka akan kembali menabur kebohongan yang lain. Terus ia berestafet sampai seseorang itu mau menyudahi kebohongannya dengan mangaku dan menutup dengan tobat atau minta maaf.

Karena itu hati-hatilah sahabatku dengan lisan yang telanjur sering diajak bohong dan dusta.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,’’Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke dalam surga. Tidaklah seseorang berbuat jujur hingga Allah mencatatnya sebagai orang yang selalu jujur. Dan berbohong itu membawa kepada kejelekan, dan kejelekan itu mengantarkan ke dalam neraka. Sungguh seseorang terbiasa bohong hingga Allah mencatatnya sebagai seorang pembohong.” (HR Bukhari no. 6094, Muslim no. 2607)

Berjanji untuk jujur adalah mulia. Dan kemuliaan itu akan tecermin dengan selalu saja ditemukan jalan kebaikan dari Allah. Ada saja caranya Allah memberi kemudahan atas setiap masalahnya. Nabi tercinta kita, Muhammad SAW, digelari al-Amiin karena sifat jujurnya yang menjadikan diri beliau sangat bisa dipercaya.

Bukankah karena jujurnya beliau, Khadijah menaikkan kelasnya sebagai seorang pedagang menjadi suami tercinta. Beliau hanya bertugas mengantarkan dagangan dan menjualkannya, tapi karena pesona kejujurannya itu, cerita hidupnya menjadi beda. Cerita kenabian pun bermula.

Maka, wahai para calon wakil rakyat, berjanjilah untuk jujur. Sudahi kebohongan-kebohongan kalian dari tidak amanah kepada rakyat. Percayalah Allah akan mengantar asbab kejujuran kalian dalam tugas, menuju kemulian hidup.

Bukan hanya Allah dan para penghuni langit yang menaruh respek kepada kalian, tapi pada akhirnya pena sejarah kemanusiaan juga akan menulis sirah hidup kalian dengan tinta emas. Insya Allah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement