REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), telah resmi mendirikan Forum BUMN Jawa Barat, Rabu (21/11). Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, Forum BUMN ini merupakan hasil lobi dirinya ke menteri BUMN. Yakni, agar semua BUMN yang kantor pusatnya di Jawa Barat dan semua BUMN yang punya proyek di di Jawa Barat bersatu di dalam proyek ini.
Ridwan Kamil mengatakan, untuk sementara ada 30 BUMN yang tergabung di forum ini. Tapi, ini hanya komitmen pembentukan dulu yang akan ditindaklanjuti dengan menjalankan program.
"Berikutnya adalah lelang program misalnya dari kami ada 150 program siapa yang mau ngambil program misalnya Satu Desa Satu Hafidz ternyata itu diambil oleh BNI Syariah," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai menggelar Rapat dengan Forum BUMN di Gedung Sate, Rabu (21/11).
Emil mengatakan, adanya Forum BUMN ini memiliki beberapa keuntungan. Salah satunya, nanti mereka tidak membelanjakan CSR sendiri-sendiri. Tetapi, membicarakan dulu dengan forum BUMN ini.
"Supaya jangan asal habis anggaran tapi tidak efektif justru dimulai dari Jawa Barat punya problem apa yang bisa dibantu oleh forum ini," katanya.
Emil mencontohkan, ternyata PT Telkom punya anggaran untuk memperbaiki jembatan putus. Pemprov Jabar, awalnya tidak tahu tapi akhirnya saat bertemu hal tersebut dibicarakan.
"Ternyata ada oh berarti bisa disampaikan ke media kalau ada desa-desa yang jembatan putus Telkom sudah siap itu baru satu urusan dari ratusan urusan yang lain," katanya.
Jadi, menurut Emil, bisa dibayangkan kalau semua anggota forum BUMN ini kompak maka Jawa Barat bisa berhasil. Hal ini, merupakan teori membangun yang tidak harus dengan APBD. Tetapi dengan teori pentahelix.
"Jadi tadi, pembangunan bisa dilakukan oleh ABG (Akademi bisnis government) community dan media. Program awal yang dilaksanakan adalah lelang program," tegasnya.
Emil menjelaskan, saat ini yang akan kita lakukan adalah masuk ke era birokrasi dinamis. Yakni, tujuan pembangunan tercapai tapi yang mengerjakan tidak harus birokrasi.
"Saya tidak bisa membahas teknis karena jumlahnya (proyek) sangat banyak," katanya.
Sementara menurut Deputi Agro dan Farmasi Kementerian BUMN, Wahyu Kuncoro, selama ini sebenarnya BUMN sudah berkolaborasi. Namun, sekarang di organisir oleh Gubernur Jabar.
"Yang saya pikir ini luar biasa supaya lebih teratur jadi nanti program-program BUMN sejalan dengan program Pak Gubernur," katanya.
Saat ditanya apakah pembentukan Forum BUMN ini pertama kali di Indonesia, menurut Wahyu, mungkin pembentukan ini memang yang pertama kali dinisiasi oleh gubernur. "Gubernur Jabar cukup fokus untuk mengumpulkan BUMN yang punya kantor pusat di Jawa Barat saya pikir ini luar biasa dan kita support program ini," katanya.
Terkait nilai total dana CSR yang ada di BUMN di Jabar, Wahyu mengatakan, terkait angka masih belum diketahui karena masih ide gagasan itu masih teknis. "Nanti akan di-follow up lelang program jadi ketahuan siapa yang bisa in line dengan program Pak Gubernur," katanya.