REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim nasional Indonesia yang telah dipastikan gagal di Piala AFF 2018 hanya bermain imbang tanpa gol dengan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (25/11). Pelatih timnas, Bima Sakti kembali meminta maaf atas prestasi buruk timnas dalam debut kepelatihannya kali ini.
"Seperti yang kita tahu hasilnya seperti ini. Saya sampaikan sekali lagi, saya minta maaf kepada seluruh insan sepak bola di Indonesia atas kegagalan timnas ini," ujar Bima di GBK Jakarta, Ahad (25/11).
Permintaan maaf Bima, terutama ia sampaikan kepada para suporter timnas. Pelatih 42 tahun itu, dengan nada sengau mengaku terharu melihat antusiasme para pendukung skuat Garuda yang masih memberikan semangat di laga kontra Filipina.
Menurut Bima, meski hasil laga kontra Filipina sudah tak mampu menolong nasib Indonesia di Piala AFF. Namun, sekitar 15 ribu pendukung timnas Indonesia masih memadati GBK.
"Saya terharu dengan dukungan suporter. Melihat suporter mengibarkan bendera Merah Putih raksasa di tribun, dan spanduk besar untuk tetap mendukung timnas apapun hasilnya. Saya sangat terharu, dan saya minta maaf belum bisa memberikan yang terbaik," sambung Bima.
Saat pertandingan Indonesia Vs FIlipina, di tribun selatan memang para suporter Indonesia membentangkan bendera merah Putih ukuran raksasa yang memenuhi seluruh ruas tribun selatan.
Di sisi tenggara stadion, para suporter juga menampilkan spanduk raksasa bertuliskan 'Menang Ku Sanjung. Kalah Ku Dukung'. Yang artinya, menurut suporter, apapun hasil laga kontra Filipina, timnas Indonesia tetap harus mendapat dukungan.
"Semoga aksi suporter ini, menjadi motivasi sepak bola kita di masa depan," sambung Bima.
Indonesia mengakhiri penyisihan grup di peringkat keempat. Dari empat laga selama penyisihan, skuat Garuda cuma mampu menang satu kali dengan skor 3-1 saat menjamu Timor Leste.
Di dua laga lainnya, skuat Merah Putih kandas 0-1 dari Singapura, dan 2-4 saat menghadapi Thailand. Rangkaian hasil tanding tersebut membuat skuat pelatih Bima Sakti Tukiman mengemas empat angka selama penyisihan.
Posisi keempat, dengan nilai empat angka itu tak cukup membawa Hansamu Yama Pranata lolos fase grup. Kegagalan menembus fase semifinal kali ini, menjadi yang keempat kalinya dialami para penggawa Garuda sejak mengikuti Piala AFF 1996.
Hasil buruk serupa pernah terjadi pada Piala AFF 2007, 2012, dan 2014.