REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah melakukan konstruksi pelebaran jalur Puncak Bogor, Provinsi Jawa Barat mulai dari Gadog (Ciawi) hingga Megamendung-Cisarua. Paket pembangunan pelebaran Jalan Puncak sesuai kontrak dijadwalkan selesai pada 2019.
Pelebaran jalan dilakukan guna mengurai kemacetan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak dan sebaliknya yang kerap terjadi saat akhir pekan atau libur panjang. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pelebaran jalur puncak merupakan bagian dari penataan kawasan Puncak bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor yang diikuti dengan pemindahan pedagang kaki lima ke tempat yang lebih layak dan aman. Penataan kawasan puncak juga merupakan salah satu upaya jangka panjang mengurangi risiko terjadinya longsor pada jalur puncak akibat adanya perubahan pemanfaatan ruang, curah hujan tinggi, dan kondisi topografi.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI, Direktorat Jenderal Bina Marga Hari Suko Setiono mengatakan, paket pembangunan pelebaran jalur puncak terdiri atas pelebaran jalan Ciawi-Puncak sepanjang lima km dan pembangunan rest area Gunung Mas. Pelebaran jalan itu menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 73 miliar.
Pelebaran jalan Puncak tersebut dilakukan pada beberapa spot yang sebelumnya dimanfaatkan oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL) atau pada bangunan liar yang berdiri di titik yang dimungkinkan untuk dilebarkan. Pekerjaan dimulai pada awal November 2018 dan dilaksanakan oleh PT Anten Asri Perkasa selaku kontraktor. Untuk mengakomodasi lokasi baru bagi para PKL akan disiapkan rest area seluas lima hektare di dekat kawasan Agrowisata Gunung Mas, Cisarua.
Selain melakukan pelebaran jalur Puncak, pembangunan duplikasi Jembatan Gadog yang berada di Kecamatan Ciawi, Puncak Bogor, Provinsi Jawa Barat juga dilakukan. Pembangunan duplikasi jembatan tersebut diharapkan akan membantu mengurai kemacetan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak dan sebaliknya.
Pembangunan duplikasi Jembatan Gadog diproyeksikan memiliki panjang total 52 meter dari titik awal dekat pusat oleh-oleh sebelum tikungan jembatan dari arah Ciawi hingga sebelum Tanjakan Selarong. Jembatan itu akan berfungsi untuk mengurangi beban lalu lintas jembatan lama yang nantinya akan tetap dipakai.
Hari mengatakan, saat ini progres pembangunan duplikasi Jembatan Gadog telah mencapai 65,29 persen. "Setelah selesainya jembatan, diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang sebelumnya sering terjadi di lokasi ini," ujarnya.
Konstruksi jembatan yang melintang di atas Sungai Ciliwung tersebut dibangun secara terpisah tepat di samping jembatan yang sudah ada dengan masing-masing dua lajur, sehingga total terdapat empat lajur dengan jembatan lama. Dengan adanya jembatan baru selebar sembilan meter itu akan menambah lebar keseluruhan jembatan menjadi 16 meter.
Jembatan tersebut nantinya digunakan untuk kendaraan dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak, sedangkan jembatan lama untuk arah sebaliknya. Pembangunan jembatan tersebut telah dimulai sejak Juni 2018 yang dikerjakan oleh PT Bumi Duta Persada selaku kontraktor pelaksana, dengan nilai kontrak Rp 12,63 miliar.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement