REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mahmud Yunus
Allah memerintahkan setiap orang beriman untuk mengingat-Nya. Dalam istilah aslinya disebut dzikrullah. Allah berfirman, “Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Ku serta janganlah (sekali-kali) kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS al-Baqarah [2]: 152). Dia berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS al-Ahzab [33]: 41).
Allah juga berfirman, “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan (cara) tidak mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS al-A’raf [7]: 205). Dia berfirman, “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS al-Ahzab) [33]: 35).
Empat ayat tersebut sebenarnya sudah mencakup perintah berzikir sebanyak-banyaknya, adab/ etika berzikir sebaik-baiknya, dan fadilah berzikir setinggi-tingginya. Tetapi, rupanya masih dipandang belum cukup jelas oleh sebagian orang. Buktinya masih saja ada yang bertanya, “Mengapa setiap orang beriman diperintahkan untuk (senantiasa) mengingat Allah?”
Ibnu al-Qayyim dalam salah satu buku karyanya menulis, fadilah zikir itu ada 80 macam. Semuanya penting kita ketahui. Namun, agar tidak bertele-tele, kita ambil saja lima fadilah di ataranya. Apa saja?
Pertama, zikir dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, dan kegundahan dari hati. Zikir dapat menghadirkan kesenangan, kegembiraan, kekuatan, dan kehidupan ke dalam hati. Ibnu al-Qayyim berkata, “Zikir bagi hati seperti air bagi ikan. Anda dapat bayangkan, bagaimana kondisi ikan itu bila tanpa air”.
Kedua, zikir dapat mendekatkan diri kepada Allah dan selalu merasa diawasi oleh-Nya. Zikir dapat mendorong hati orang beriman untuk selalu kembali kepada-Nya dalam segala situasi dan kondisi.
Ketiga, zikir dapat menjadi penyebab bagi Allah untuk selalu mengingat setiap hamba-Nya yang berzikir kepada-Nya (QS al-Baqarah [2] : 152). Rasulullah SAW meriwayatkan firman Allah berikut, “Barang siapa mengingat-Ku dalam dirinya, (niscaya) Aku akan mengingat dia dalam diri-Ku. Dan, barang siapa mengingat-Ku dalam suatu kumpulan, (niscaya) Aku akan mengingat dia dalam suatu kumpulan yang lebih baik dari kumpulannya”.
Keempat, zikir itu ibarat makanan bergizi bagi hati dan ruh. Anda dapat bayangkan, badan dapat saja “merana” bila tanpa makanan bergizi. Demikian pula hati dan ruh. Ibnu al-Qayyim berkata, “Suatu ketika saya mendatangi Syekh Islam Ibnu Taimiyah saat beliau sedang shalat Subuh. Setelah selesai shalat, beliau lanjutkan dengan zikir hingga menjelang tengah hari. Lalu, beliau menoleh ke arahku, ‘Inilah makan siangku. Kalau aku tidak makan siang, (tentu) energiku akan habis”. Kelima, zikir itu dapat menghadirkan ampunan dari kesalahan dan dosa.