Selasa 27 Nov 2018 20:27 WIB

Pulau Pari Tercemar Sampah Kiriman

Sampah yang mengotori Pulau Pari dipastikan bukan limbah minyak.

Red: Nur Aini
Pulau Pari. Ilustrasi
Foto: Indonesia Travel
Pulau Pari. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Hardiman menyebut tercemarnya Pulau Pari, Kepulauan Seribu oleh minyak dan sampah dipastikan berasal dari sampah kiriman. Kondisi Pulau Pari yang tercemar tersebut sempat meluas di media sosial.

"Bukan pencemaran, itu sampah kiriman. Sampah itu kalau hujan besar di darat kan bisa hilirnya kan ke laut," ujar Yusen di Jakarta, Selasa (27/11).

Yusen mengatakan, anggotanya memastikan bahwa tidak ada laut yang tercemar karena minyak. Warna kecokelatan yang terlihat dalam video di media sosial dipastikan adalah eceng gondok dan sampah kemasan.

"Nggak (bukan minyak), eceng gondok itu kayak begitu. Anak buah saya sudah bersihkan," kata dia.

Ia memparkan, sampah yang terdapat di sekitar kawasan Pulau Pari dalam satu hari kurang lebih mencapai 40 ton dan 20 persen merupakan sampah kiriman dari berbagai arah angin.

Selain itu, sampah tersebut sudah ditangani dan menghasilkan sampah yang dapat diangkut oleh sepuluh gerobak motor atau setara dengan 100 meter kubik.

"Ampas-ampasnya datang kan dikumpulin dulu di tempat pembuangan sementara (TPS), di bawa nanti ke darat. Tapi kalau ada yang bisa dipilah, seperti sampah kemasan misalnya, botol minuman itu masuk ke bank sampah," ujarnya.

Sementara, mengenai kabar matinya sejumlah penyu akibat pencemaran minyak dan sampah di Pulau Pari, Yusen mengaku tidak terlibat dalam penanganannya.

"Kalau itu kontak ke BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), bukan ranah saya," ungkapnya.

"Artinya kami dari Sudin LH Kepulauan Seribu tidak berpangku tangan, siap tempur dengan alat dan tenaga untuk membersihkan pulau," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement