Rabu 28 Nov 2018 14:21 WIB

Hari Menanam Pohon, PLN Tanam 1.000 Bibit

Penanaman pohon diharapkan memberi dampak ekonomi di masa mendatang.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Gita Amanda
PLN Sumbar menanam 1.000 bibit pohon produktif dan pelindung di kawasan Danau Maninjau, Agam, Sumatra Barat.
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
PLN Sumbar menanam 1.000 bibit pohon produktif dan pelindung di kawasan Danau Maninjau, Agam, Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (persero) memperingati Hari Menanam Pohon Nasional yang jatuh pada Rabu (28/11), dengan menanam 1.000 bibit pohon di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar). GM PLN Wilayah Sumbar, Susiana Mutia, menyebutkan bahwa selain di Sumbar, penanaman pohon juga dilakukan serentak di seluruh Indonesia dengan jumlah 22 ribu bibit.

Khusus di kawasan Maninjau, Agam, jenis pohon produktif yang ditanam terdiri dari alpukat, rambutan Binjai, durian monthong, kacang macadamia, dan manggis. Selain itu, jenis pelindung yang ditanam adalah mahoni dan surian.

"Pohon yang ditanam baik tanaman produktif atau pelindung. Kami gunakan momen ini untuk salurkan CSR kami," jelas Susi saat melakukan penanaman pohon secara simbolis di Taman Muko-Muko, tepi Danau Maninjau, Rabu (28/11).

Melalui program penanaman 1.000 bibit pohon ini, PLN menggandeng Perhimpunan Petani Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI) dan sejumlah mitra lainnya. Mitra-mitra yang dilibatkan PLN antara lain SMAN 1 Tanjung Raya, Kelompok Tani LIMA Nagari Sei Batang, Kelompok Tani Harapa Baru Nagari Paninjauan, Kelompok Tani Rang Paladang Nagari Koto Kaciak, dan Kelompok Tani Batang Kurambik Nagari Koto Gadang. Selain itu, ada juga Kelompok Tani Rambai Saiyo Nagari Koto Malintang, Kelompok Tani Amanah Nagari Tanjung Sani, dan Kelompok Tani Tunas Nagari Bayur yang dilibatkan oleh PLN untuk ikut menanam bibit pohon.

"Di Sumbar, total CSR yang kami serahkan Rp 135 juta melalui PLN Unit Induk Sumatera Barat," kata Susi.

Susi berharap penanaman 1.000 bibit pohon yang melibatkan kelompok-kelompok masyarakat mampu memberikan dampak ekonomi di masa yang akan datang. Program ini juga sejalan dengan rencana pemerintah untuk secara bertahap mengalihkan profesi masyarakat di sekitar Danau Maninjau yang selama ini terfokus sebagai nelayan. Sebagai informasi, isu pendangkalan Danau Maninjau oleh pakan dan kotoran ikan membuat pemerintah harus mengurangi jumlah Keramba Jaring Apung (KJA).

"Semoga bibit yang sekarang ditanam bisa dipanen nantinya dan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat," ujar Susi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement