REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan, sistem interoperability yang tengah dibangun oleh TNI sudah dapat berjalan dengan baik. Hal itu ia lihat setelah menyaksikan latihan bantuan tembakan terpadu TNI di Situbondo, Jawa Timur.
"Tidak mudah untuk bisa menyatukan tiga kekuatan yang karakteristiknya berbeda, kekuatan laut, kekuatan udara, maupun kekuatan darat, dalam hal ini adalah bantuan tembakan. Sehingga sistem setelah saya lihat tadi semuanya berjalan dengan baik," ujar Hadi di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (28/11).
Sistem satu komando untuk semuanya itu ia sebut dengan interoperability. Menurut Hadi, sistem interoperability merupakan alur komando dari atas hingga ke bawah dan ke samping yang dapat diterima hanya dengan satu komando.
"Semuanya berjalan dengan baik, artinya interoperability yang diawaki oleh komlek, komunikasi dan elektronika, semuanya bisa berjalan walaupun masih ada hal-hal yang perlu kita evaluasi," jelasnya.
Menurut Hadi, sistem interoperability ini merupakam bagian dari platform yang sedang dibangun oleh TNI, yaitu Network Centric Warfare yang harus menggunakan bantuan satelit. Sehingga seluruh komunikasi di lapangam tidak menggunakan base transceiver station atau BTS.
"Semuanya akan dibantu dengam menggunakan satelit dan saat ini sedang kita kembangkan," tutur dia.
Prajurit TNI melaksanakan Latihan Bantuan Tembakan Terpadu 2018 di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (28/11).
Latihan tembakan terpadu kali ini berskenario besar berupa operasi darat gabungan untuk merebut pusat kekuatan musuh dan memberikan peluang gerak maju pasukan infanteri. Bantuan tembakan untuk melancarkan semua itu diberikan dari laut, darat, maupun udara.
Alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan pada latihan tembakan terpadu ini salah satunya adalah pesawat F-16 yang memberikan bantuan tembakan udara atau BTU. Kemudian ada pula pesawat Super Tucano yang membawa bom MK-81.
Bantuan tembakan yang diberikan dari darat menggunakan persenjataan astros artileri medan 1/2 K, meriam caesar 155, pucuk mortir 81, dam howitzer 105. Dari Marinir TNI AL menggunakan persenjataan grade, kemudian penembakan dari kapal.
Latihan Bantuan Tembakan Terpadu TNI 2018 dilaksanakan selama dua hari, yakni Selasa (27/11) dan Raby (28/11). Lokasi latihan bersama tersebut berada di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Panglima TNI memantau kegiatan tersebut bersama dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji.
Setidaknya, terdapat 1.427 prajurit TNI yang terlibat dalam kegiatan latihan bersama ini. Jumlah tersebut terdiri dari 440 prajurit TNI Angkatan Darat (AD), 469 prajurit TNI Angkatan Laut (AL), 193 prajurit TNI Angkatan Udara (AU), 75 prajurit Satkomplek TNI, serta 250 personel penyelengara.
Pada kegiatan ini, para prajurit juga berlatih menggunakan alutsista. AIutsista yang dikerahkan, yaitu satu KRI Sultan Iskandar Muda 367, empat pesawat tempur F-16, empat unit pesawat tempur super tucanno, dua unit helikopter MI-35 Penerbad, satu unit helikopter Ml-17, satu unit helikopter Bell-412 Penerbad.
Kemudian, alat berat TNI yang akan melaksanakan penembakan yaitu enam MO-81 Yonif 509, enam pucuk meriam howitzer 105 artileri medan 8, enam astros artileri medan 1/2 K, enam meriam caesar 155, tiga pucuk mortir 81, empat unit RM 70 Grad, dan delapan How-105 Pasrat.
Pesawat F-16 milik TNI Angkatan Udara melakukan serangan udara dalam Latihan Bantuan Tembakan Terpadu TNI 2018 di Puslatpur Marinir, Karang Tekok, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (28/11/2018).