REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS – Kecelakaan pesawat Lion Air registrasi PK-LQP dengan normor penerbangan JT 610 pada 29 Oktober 2018 membuat para pilot di Amerika Serikat (AS) memiliki pemikiran tersendiri. Terutama, terkait antisapasi untuk menggunakan pesawat terbaru Boeing tersebut.
Dilansir dari ABCNews, Sabtu (1/12), para pilot di AS meminta lebih banyak pelatihan dengan sistem yang ada di dalam pesawat tipe Boeing 737 max 8 tersebut. Terutama sistem anti-stall atau kondisi pesawat yang kehilangan daya angkat sehingga terus membuat hidung pesawat terdorong ke bawah.
Juru bicara serikat pilot AS, Dennis Tajer mengatakan, permintaan pelatihan tersebut memang muncul setelah pertemuan antara beberapa pilot American Airlines dan perwakilan Boeing. Selain itu, Boeing juga bertemu dengan pilot Southwest Airlines.
Saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menyelidiki apakah pilot pada penerbangan JT 610 tersebut kewalahan ketika membaca sensor yang salah mengaktifkan sistem anti-stall. Lalu, pada akhirnya secara otomatis mendorong hidung pesawat ke bawah dan menewaskan 189 penumpang dan awak yang ada di dalam pesawat tersebut.
Sistem anti-stall dinilai berbeda dari yang ada pada pesawat model Boeing 737 sebelumnya. Boeing mengatakan, pada tipe B 737 Max 8, tetap aman dan ada prosedur untuk menghentikan perintah terhadap hidung pesawat yang terus turun ke bawah.