Senin 03 Dec 2018 17:11 WIB

Qatar Ungkap Alasan Pilih Hengkang dari OPEC

Empat negara Teluk memberlakukan embargo pada Qatar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Logo OPEC
Logo OPEC

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar akan menarik diri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Januari 2019. Hal itu diumumkan Menteri Energi Qatar Saad al-Kaabi pada Senin (3/12).

Al-Kaabi mengungkapkan, keputusan hengkang dari OPEC muncul setelah Qatar meninjau cara-cara di mana ia dapat meningkatkan posisi globalnya serta merencanakan strategi jangka panjangnya. Menurutnya, tidak ada sama sekali alasan politik di balik keputusan tersebut.

"Keputusan untuk mundur dari OPEC adalah murni teknis dan strategis serta tidak ada hubungannya dengan alasan politik," ujar al-Kaabi, dikutip laman Anadolu Agency.

Qatar telah menjadi anggota OPEC sejak 1961. Qatar akan menjadi negara pertama di Timur Tengah yang keluar dari OPEC. Namun sejak Juni tahun lalu, beberapa negara Teluk, yakni Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan dengan Qatar.

Tak hanya itu, keempat negara tersebut memberlakukan embargo melalui darat dan laut. Tindakan itu dilakukan karena Saudi dan koalisinya menuding Qatar memberi dukungan pada kelompok teroris di kawasan.

Belakangan negara-negara Teluk mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar. Tuntutan tersebut harus dipenuhi bila Qatar ingin terbebas dari blokade dan embargo. Namun Qatar telah menyatakan bahwa poin-poin dalam tuntutan tersebut tidak realistis dan mustahil dipenuhi.

Adapun tuntutan itu antara lain meminta Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menghentikan pendanaan terhadap kelompok teroris, dan menutup media penyiaran Aljazirah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement