REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan temuan Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ), Balitbang-Diklat Kementerian Agama (Kemenag) telah melakukan penelitian mushaf kuno dalam lima tahun terakhir. Banyaknya mushaf kuno yang berasal dari Nusantara dianggap sebagai bukti kejayaan peradaban Islam di Indonesia.
Kepala LPMQ, Muchlis M Hanafi mengatakan, pihaknya sedang membuat Mushaf Nusantara Southeast Asian Mushaf Database. Database tersebut akan memuat informasi tentang mushaf cetakan, digital dan braille. Tapi yang akan menonjol pada database tersebut mungkin mushaf-mushaf kuno.
Ia menyampaikan, LPMQ ingin menghadirkan mushaf-mushaf kuno kepada publik agar bisa menjadi objek kajian. "Dengan mengkaji manuskrip mushaf kuno itu, kita ingin menghadirkan atau kita ingin mempersilakan naskah-naskah itu berbicara tentang kejayaan peradaban Islam di masa yang lalu," kata Muchlis kepada Republika.co.id, Selasa (4/12).
Menurutnya, banyak hal-hal yang bisa diteliti dari mushaf-mushaf kuno tersebut. Dulu, para penyalin mushaf sudah memperkenalkan ragam qira'at Alquran. Mereka juga memperkenalkan ulumul Quran. Hal ini menunjukan peradaban masyarakat Muslim di Nusantara pada masa lalu sudah bagus karena sudah bisa menulis mushaf Alquran.
Ia menjelaskan, banyaknya mushaf kuno juga menunjukan tingginya perhatian masyarakat Muslim Indonesia terhadap kitab suci agama Islam. Para peneli sekarang bisa menemukan jejak seni budaya yang dituangkan dalam bentuk iluminasi-iluminasi indah pada mushaf kuno.
Ia menyampaikan, melalui mushaf-mushaf kuno tersebut juga bisa menelusuri jejak perjalana atau pengaruh budaya dari satu kawasan ke kawasan lain. "Misalnya mushaf-mushaf yang ada di daerah Gowa, Sulawesi Selatan, pengaruhnya sangat dahsyat terhadap mushaf yang ditemukan di Bima, ternyata ada jalur budaya," ujarnya.