REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan, nilai tukar rupiah masih bisa menguat hingga ke level Rp 13.700 per dolar AS. Menurut Darmin, posisi nilai tukar rupiah dalam beberapa hari ini yang berada di kisaran Rp 14.200 hingga Rp 14.300 per dolar AS belum menunjukkan nilai fundamental rupiah.
"Saya menduga dia (rupiah) masih bisa tumbuh ke Rp 13 ribuan kalau didorong dengan baik. Walaupun, tidak bisa Rp 13.500 per dolar AS. Mungkin, di sekitar Rp 13.700 sampai Rp 13.800 per dolar AS," kata Darmin dalam paparan Proyeksi Ekonomi Indonesia 2019 di Jakarta, Rabu (5/12).
Darmin menjelaskan, pemerintah saat ini tengah berupaya memperbaiki tingkat defisit neraca transaksi berjalan (CAD)yang pada kuartal III 2018 mencapai 8,85 miliar dolar AS atau menembus level 3,37 persen terhadap PDB.
Baca juga, Kurs Rupiah Ditutup Melemah 111 Poin.
Namun, kata Darmin, tantangan tahun ini bukan hanya memperbaiki CAD melainkan juga memperbaiki neraca transaksi modal dan finansial yang hanya surplus sebesar 4,2 miliar dolar AS. Dengan demikian, surplus tersebut tidak mampu menutupi CAD.
Darmin mengatakan, upaya memperbaiki CAD tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Sehingga, untuk jangka pendek pemerintah berupaya memperbaiki kepercayaan pasar untuk mendorong aliran modal masuk dan menambah surplus neraca modal dan finansial.
"Sebenarnya aliran modal sudah mulai masuk dan itu diikuti Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga. Kemudian kita mengeluarkan paket kebijakan ekonomi ke-16. Itu untuk mendorong (arus modal masuk)," kata Darmin.